KARANGASEM, Balifactualnews.com–Pesisir pantai di Karangasem segera akan direvitalisasi dengan membuatkan tanggul dan penambahan pasir pantai. Rencananya proyek besar yang didanai Japan International Cooperation Agency (JICA) bekerjasama dengan Balai Wilayah Sungai (BWS), mulai dikerjakan awal tahun 2024 mendatang.
Luas pesisir pantai yang akan direvitalisasi sepanjang 5 kilometer, yakni dari pesisir pantai Candidasa, Bugbug, Karangasem hingga pesisir pantai Buitan, Kecamatan Manggis. Proyek ini bertujuan untuk mengantisipasi abrasi, mengingat pesisir pantai Candidasa hingga Buitan banyak pelaku wisata ada disana.
Kepala Dinas PUPR Perkim Kabupaten Karangasem, Wedasmara, mengatakan,pengerjaan tanggul dan beach nourishment pesisir pantai Candidasa dan sekitarnya segera dimulai. Perencanaan dan Detail Engineering Design (DED) sudah selesai dan proyek tersebut mulai dikerjakan Januari tahun depan.
“Sekarang masih proses administrasi di lapangan. Konsultan sudah ada dan rekanan yang mengerjakan tinggal menunggu pemenang,”kata Wedasmara, Rabu (15/11/2023).
Terhadap proyek revitalisasi tersebut, JICA disebutkan sudah menyediakan anggaran sebesar Rp 500 miliar untuk membiayai revitalisasi pesisir pantai Karangasem sepanjang 5 kilometer.
“Proyek revitalisasi ini untuk mengembangkan pariwisata di Karangasem. Apalagi di pesisir pantai yang akan dikerjakan banyak hotel dan objek wisata. Langkah ini juga mendapat apresiasi bagus dari masyarakat dan Pemerintah Daerah,” terangnya.
Menurut Wdasmara, pembangunan tanggul dan beach nourishment akan mampu mengurangi daerah rawan abrasi di Karangasem. Data dihimpun menyebutkan, dari 85 kilometer panjang pantai di Karangasem, sekitar 31 kilometer terancam abrasi karena belum ada revetment. Sedangkan sisanya 54 kilometer, kondisi pantai sudah ada pengaman seperti revetment, tanggul, dan karang.
Sementara itu, garis pantai di Karangasem yang berpotensi abrasi tersebar di Kecamatan Kubu, Karangasem, Manggis, dan Abang. Desa yang daerahnya rawan abrasi yakni Candidasa, Jasri, Tumbu, Antiga Kelod, Buitan, Bugbug, Purwakerti, Bunutan, Pertima, Baturinggit, Tulamben, Tianyar Barat, Tianyar, dan beberapa desa lainnya.
Dinas PUPR tidak bisa berbuat apa dengan kondisi ini. Mengingat dana yang dialokasikan untuk penangganan pantai sangat minim. Terakhir kali PUPR melakukan penanganan pantai sekitar tahun 2017, setelah itu tidak ada. (tio/bfn)