Gebug Ende Tradisi Unik Perayaan Maulid Nabi di Banjar Dinas Kecicang Islam Karangasem

magebug-tradisi-unik-perayaan-maulid-nabi-di-banjar-dinas-kecicang-islam-karangasem
Semeton muslim Banjar Dinas Kecicang Islam, Bungaya kangin Karangasem, dalam tradisi Megebug perayaan Maulid Nabi

KARANGASEM, Balifactualnews.com – Ada yang unik dalam perayaan Maulid Nabi oleh semeton muslim di Banjar Dinas Kecicang Islam, Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Sehari setelah hari Maulid Nabi, Umat muslim setempat menggelar tradisi Gebug Ende atau Megebug , yakni tradisi saling pukul memakai sarana batang pohon isen atau lengkuas

Menurut tokoh masyarakat Banjar Dinas Kecicang Islam Haji Marjuhin (55) kepada awak media mengatakan, kapan tradisi Megebug saat perayaan Maulid Nabi sudah dilaksanakan, ia tidak mengetahui secara pasti, namun tradisi ini telah dilaksanakan sejak zaman dahulu. Dan sampai saat ini masih terus dilestarikan.

“Tradisi Megebug saat perayaan Hari Suci Maulid Nabi sudah ada sejak dulu. Dipercaya dengan melaksanakan megebug saat perayaan Maulid Nabi ini, mampu menetralisir hal-hal negative serta dipercaya mampu menghilangkan penyakit yang ada di dalam tubuh,” Ucap Haji Marjuhin, pada Selasa (25/10/2022).

Tradisi Megebug yang dilakukan secara sukarela ini lanjut Marjuhin, juga menggunakan triplek berbentuk kotak sebagai tameng atau alat penangkis Ketika lawan memukul dengan batang pohon isen atau lengkuas. Dalam Tradisi megebug juga memiliki aturan yakni petarung akan memainkan 3 ronde dengan waktu setiap rondenya adalah 2 menit. Tapi jika sebelum 3 ronde ada yang menyerah maka pertandingan akan dihentikan.

“Dalam tradisi megebug ini memang tidak sampai membuat luka hingga mengeluarkan darah. Paling hanya luka lecet sedikit tapi tetap bikin perih karena terkena sabetan batang pohon lengkuas. Selesai Megebug parung berpelukan dengan penuh kebahagiaan, jadi tidak ada dendam diantara mereka,” tuturnya.

Suara genderang khas muslim yang ditabuh para pemuda menandai dimulainya Tradisi Gebug Ende yang disaksikan masyarakat setempat. Empat buah ende (tameng) terbuat dari bahan triplek beserta daun lengkuas telah siap untuk digunakan bertarung, serta dua orang wasit berada di tengah arena gebug.

“Ketika batang pohon isen atau lengkuas mengenai bagian tubuh, dipercaya penyakit yang ada di dalam tubuhnya akan hilang. Dan tradisi Megebug ini dilakukan dengan gembira,” imbuhnya, seraya menambahkan sebelum tradisi Megebug dimulai dilaksanakan persembahyangan bersama. (ger/bfn)