KARANGASEM, Bali Factual News–Petani salak di Karangasem lagi meradang. Harapan musim panen bisa mendapatkan untuk besar malah buntung yang mereka dapatkan. Pasalnya harga salak saat ini sedang anjlok. Penurunannya mencapai 50 persen.
“Buah salak mulai turun harganya sejak 2 Minggu lalu, Salak biasa super dan salak gula pasir mengalami harganya turun hingga 50 persen,” kata Ni Wayan Narti, petani salak asal Banjar Telugtug, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kamis (21/2/2024).
Dikatakan, salak biasa super, yang awalnya seharga Rp 12 ribu per kilogram kini turun menjadi Rp 4 ribu, sedangkan salak gula pasir yang awalnya seharga Rp 20 ribu per kilogram kini turun menjadi Rp 9 ribu perkilo.
Menurut Narti, pasokan melimpah saat musim panen, menjadi penyebab anjloknya harga salak di tangan petani.
Menyikapi anjloknya harga salak Sibetan itu, Narti menyiasatinya dengan menjual ke luar daerah, seperti daerah Jawa dan Lombok. Buah salak yang dijualnya ke Jawa dan Lombok itu diolah kembali untuk dijadikan bahan dasar permen (manisan).
“Buah salak mulai turun harganya sejak awal Februari 2024. Penurunannya bertahap.Penyebabnya pasokan melimpah karena sedang musim panen,” jelas Wayan Gatri, petani salak asal Desa Macang.
Harga salak Sibetan kemungkinan akan terus anjlok karena pasokan meningkat. Petani setempat berharap, agar harga salak kembali kembali normal, sehingga para petaninya dirundung kerugian yang terlalu banyak. (tio/bfn)