Manchester United, Setan Merah Yang Tak Lagi Menakutkan

banner 120x600


Manchester United terseok setelah empat pekan liga bergulir. Sebagai klub raksasa inggris bahkan dunia, terbenam di urutan 8 klasemen adalah hal buruk yang menyesakkan bagi klub dan juga bagi pendukung fanatiknya di Inggris bahkan seluruh dunia.

Menang telak 4 – 0 atas klub besar sekelas Chelsea di awal pekan Liga Primer Inggris 2019/2020, tak dibarengi dengan hasil maksimal di pekan selanjutnya. Sempat imbang saat bertanding ke markas Wolverhampton Wanderers, namun kemudian malah menelan pil pahit kekalahan di kandang sendiri saat menjamu Crystal Palace di Old Trafford. Ada apa dengan si Setan Merah julukan klub MU yang ditakuti oleh klub-klub besar Eropa ini.

Nama besar MU yang mewarisi kesuksesan pelatih bertangan dingin Sir Alex Ferguson, menjadi tantangan sangat berat bagi pelatih anyar si Setan Merah, Ole Gunnar Solskjær. Usaha si Baby Face Assassin ini untuk mengulang kembali kejayaan klub saat ditangani pelatih-pelatih sebelumnya, dan mengulang kembali pengalaman dan momen-momen manisnya saat menjadi salah satu pemain yang membuat kejayaan pada MU, malah menjadi bulan bulanan setelah kegagalannya membawa Setan Merah ke puncak klasemen atau minimal bertengger di posisi tiga besar.



Kecemerlangan si Baby Face Assassin memoles MU di setengah musim pertamanya sempat menghadirkan optimism. Ole berhasil membawa tim nya tak terkalahkan dalam enam pekan, namun seiring ketatnya persaingan dalam kompetisi Liga Primer Inggris 2019/2020, kenyataan yang dihadapinya malah membenamkan Si Setan Merah hanya mampu bertengger di papan tengah klasemen. Hal ini juga mengancam MU tak akan bisa mengikuti kompetisi antar klub klub Eropa.

Bergabungnya dua pemain kelas dunia, Paul Pogba dan David De Gea tak mampu mendongkrak nama besar tim untuk mendulang kemenangan demi kemenangan bahkan dua pemain ini malah akrab dengan kekalahan. Kritikan bahkan kecaman pun berdatangan terhadap dua pemain andalan ini. Hal itu terlihat saat laga melawan Crystal Palace, penjaga gawang sekelas De Gea malah begitu mudah membiarkan gawang yang dikawalnya dijebol tendangan Van Aanholt yang hanya mengarah ke tiang didekatnya, dimana sebenarnya begitu mudah bagi penjaga gawang sekelas De Gea mengantisipasi.


Baca :


Lain De Gea lain pula yang dialami Paul Pogba. Begabung bersama timnas Prancis yang juara dunia itu, tendangan penaltinya saat MU bertemu Wolves malah gagal dimanfaatkan dengan baik olehnya, saat itu seketika fans fanatic MU malah terbungkam, menahan kegembiraan mereka.
Bagaimana dengan tanggung jawab si pelatih Ole Gunnar Solskjær ?, Sebagai mantan pemain yang sudah malang melintang di kancah Eropa, Ole menunjukkan tanggung jawabnya sebagai pelatih dan tak serta merta menyalahkan pemain pemainnya.

“Sebagai bagian dari tim, pemain pemain kami selalu berjuang untuk meraih kemenangan. Banyak kesempatan pemain kami kehilangan bola, tetapi mereka tetap mengejarnya untuk mendapatkan bola kembali. Kami tahu pemain kami selalu ingin memegang bola dan mengendalikan permainan. Kami sudah berjuang maksimal,” kata Solskjær.

Sementara itu, dikutip dari Sky Sport, legenda Manchester United Paul Scholes menilai bahwa, saat ini Si Setan Merah bersama Ole Gunnar Solskjær masih akan berjuang terus untuk mendapat apa yang diinginkan mereka. Kandidat juara masih jauh ke depan nilainya.



“Bagaimanapun anda harus mengenyampingkan untuk sementara MU untuk dua tahun berikutnya. Tim besar ini, sampai Ole Gunnar Solskjaer bisa mendapatkan semua yang dia inginkan, empat atau lima pemain bisa bergabung di bursa transfer musim berikutnya,” kata Scholes di Sky Sports.

Langkah selanjutnya yang bisa diambil oleh Ole adalah mendatangkan beberapa pemain baru lainnya yang sesuai dengan keinginannya. Begitu juga mengganti pemain yang dirasa tidak mampu beradaptasi dengan kebesaran MU dan sesuai keinginannya. Namun inilah salah satu masalah yang dihadapi Si Baby Face Assassin.

Walau berhasil mendatangkan Harry Maguire dari Leicester City dengan mahar fantastis 80 juta Pound Sterling atau setara dengan (sekitar Rp 1,38 triliun), angka yang membuat Harry menjadi bek termahal di Liga Inggris sementara dibalik diboyongnya Harry ke MU, tapi Mu harus kehilangan Alexis Sanchez., ternyata Mu hanya bisa berada di klasemen tengah. Dilain pihak kegagalan MU juga kemungkinan banyaknya pemain yang diinginkan Ole gagal bergabung. (ger)