Merugi Terus, Nelayan ini Banting Setir jadi Pedagang Ikan Laut Panggang Hingga Beromset Jutaan Rupiah

merugi-terus-nelayan-ini-banting-setir-jadi-pedagang-ikan-laut-panggang-hingga-beromset-jutaan-rupiah
Sahnan sedang memanggang ikan di tempatnya berjualan.
banner 120x600

KARANGASEM, Balifactualnews.com –  Seorang nelayan asal Karangasem, Bali, bernama Sahnan(50) asal Desa Ujung Hyang, kini mengubah arah hidupnya setelah bertahun-tahun berjuang sebagai nelayan yang selalu merugi. Sahnan yang dulunya mengandalkan hasil tangkapan laut sebagai sumber utama penghidupannya, kini memutuskan untuk berjualan ikan laut panggang di kawasan Pantai Ujung Karangasem.

Keputusan Sahnan untuk meninggalkan dunia perikanan dan beralih menjadi pedagang bukanlah hal yang mudah. Sebagai nelayan, ia pernah menghabiskan waktu berjam-jam di tengah laut, namun hasil tangkapannya seringkali tidak sebanding dengan biaya operasional yang dikeluarkan. Persaingan yang ketat, cuaca yang tidak menentu, serta harga bahan bakar yang melonjak membuat banyak nelayan di kawasan tersebut merasa tertekan.

“Selama bertahun-tahun, saya terus berusaha mencari nafkah dengan melaut, tapi sering kali hasilnya tidak mencukupi. Seringkali saya pulang dengan tangan kosong. Akhirnya saya berpikir, mungkin sudah saatnya untuk mencoba sesuatu yang berbeda, yaitu berjualan ikan laut langsung di pasar. Setidaknya, saya bisa menghindari kerugian besar yang sering terjadi saat melaut.” ujar Sahnan dengan raut wajah penuh keikhlasan.

Kini, Sahnan memanfaatkan keterampilannya mengenal ikan laut untuk membeli ikan segar langsung dari nelayan yang masih melaut. Di sepanjang Pantai Ujung Karangasem, Sahnan membuka lapak kecil tempat ia menjual ikan-ikan segar seperti ikan tongkol, kerapu, dan berbagai jenis ikan laut lainnya. Meski berjualan ikan di pasar, Sahnan tetap dapat menjaga hubungan baik dengan sesama nelayan yang sebelumnya ia kenal. Dengan membeli ikan langsung dari mereka, ia turut mendukung rekan-rekannya yang masih bertahan sebagai nelayan.

Sahnan mengaku merasa lebih tenang dan stabil secara finansial. “Sekarang saya tidak perlu khawatir lagi dengan kerugian akibat hasil tangkapan yang tidak menentu. Saat jadi nelayan sehari kalau sampai melaut ke tengah, bisa habis bensin dan oli sebesar Rp. 300.000,- dan tangkapaan ikan pun bisa sama sekali tidak dapat. Jadi dengan berjualan ikan panggang memberikan saya pendapatan yang lebih pasti,” tambahnya.

Dengan berjualan ikan laut, Sahnan tidak hanya menciptakan peluang ekonomi bagi dirinya, tetapi juga memberi manfaat bagi komunitas sekitar. Kini, ia telah menjadi contoh nyata bahwa beradaptasi dan berubah arah bisa membawa keberhasilan, meski dimulai dari tantangan besar yang pernah dihadapinya sebagai nelayan.(ger/bfn)