KARANGASEM, balifactualnews.com – Polemik lonjakan tagihan air di Kecamatan Rendang akhirnya mendapat titik terang. Perumda Tirta Tohlangkir Karangasem memastikan pelanggan tidak akan menanggung kerugian akibat manipulasi pencatatan meter yang dilakukan oleh salah satu stafnya.
Direktur Perumda Tirta Tohlangkir, I Komang Aryadi Parwatha, menegaskan bahwa perusahaan telah berkomitmen menanggung penuh kerugian pelanggan. “Kami sudah sampaikan kepada lima perbekel di Rendang. Seluruh kerugian akan ditanggung perusahaan melalui program CSR. Saat ini tim sedang turun untuk mendata agar selisih tagihan jelas,” kata Parwatha, Jumat (3/10/2025).
Di Rendang, tercatat sekitar 4.000 pelanggan PDAM. Namun hingga kini belum bisa dipastikan jumlah pasti yang terdampak langsung. “Pendataan harus detail agar kami bisa menghitung kerugian secara objektif. Prinsipnya, masyarakat tidak boleh dirugikan,” tegasnya.
Kasus ini bermula dari temuan adanya staf PDAM yang sejak Februari hingga Juni 2025 tidak melakukan pembacaan meter di lapangan. Data pemakaian air justru diunggah secara rata-rata dari meja kerja. Hal ini kemudian memunculkan lonjakan tagihan yang membuat warga kaget.
Temuan itu terkuak setelah dilakukan pembacaan barcode pelanggan. Hasilnya, terdapat selisih pemakaian yang signifikan dan tidak wajar. Perusahaan segera memberi surat peringatan (SP) kepada staf terkait dan memperketat sistem pengawasan internal.
“Kami menyadari kasus ini telah merugikan kepercayaan pelanggan. Untuk itu, langkah korektif akan kami lakukan, termasuk perbaikan sistem pencatatan meter dan evaluasi kinerja staf,” imbuh Parwatha.
Dengan langkah ini, perusahaan berharap kepercayaan pelanggan dapat kembali pulih, sekaligus memastikan pelayanan air bersih di Karangasem tetap berjalan transparan dan akuntabel. (tio/bfn)