Pelanggan PDAM di Besakih Keluhkan Air Keruh, Diduga Ada Kebocoran Saluran

pelanggan-pdam-di-besakih-keluhkan-air-keruh-diduga-ada-kebocoran-saluran
Air PDAM bercampur lumpur mengalir di Besakih

KARANGASEM, Balifactualnews.com – Pelayanan air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di wilayah Banjar Dinas Batu Madeg, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem kembali menuai keluhan masyarakat. Sejumlah pelanggan mengaku kecewa karena air yang baru saja mengalir ke rumah mereka justru dalam kondisi kotor berwarna kecoklatan, seperti bercampur dengan tanah.

Kondisi ini dialami oleh warga setempat, I Gede Widana. Ia mengatakan, setelah hampir sebulan menunggu giliran air mengalir, dirinya justru dibuat kaget ketika air yang keluar dari kran rumahnya tidak jernih, melainkan keruh pekat.

“Saya kaget, tiba-tiba airnya kok bisa berwarna coklat seperti bercampur tanah. Padahal sudah lama menunggu giliran air mengalir, malah dapat air seperti ini,” ujar Widana, Senin (8/9).

Widana menuturkan, air PDAM di wilayahnya tidak mengalir setiap hari, melainkan hanya pada periode tertentu karena sistem giliran. Ia sendiri baru mendapatkan aliran setelah menunggu hampir satu bulan. Sayangnya, air yang ditunggu-tunggu itu tidak bisa digunakan untuk kebutuhan rumah tangga.

“Air yang keruh itu sudah saya buang, karena jelas tidak bisa dipakai. Saat ini saya masih menunggu, mudah-mudahan nanti air yang keluar bisa bersih dan layak digunakan,” tambahnya.

Menurut Widana, hingga kini ia belum mengetahui secara pasti apa penyebab aliran air menjadi keruh. Namun, ia menduga ada kebocoran pada saluran pipa distribusi sehingga tanah masuk ke dalam jaringan.

Warga lainnya juga mengaku resah dengan kondisi ini. Mereka menilai, PDAM seharusnya melakukan pengecekan secara rutin, terutama pada jalur distribusi yang sudah lama dipakai. Selain itu, pelanggan berharap PDAM segera memberi penjelasan agar masyarakat tidak lagi khawatir.

Pasalnya, air bersih sangat dibutuhkan warga untuk keperluan sehari-hari, mulai dari memasak, mencuci, hingga kebutuhan konsumsi. Jika kualitas air yang diterima kotor, masyarakat terpaksa harus membeli air galon atau mengambil air dari sumber lain, yang tentu menambah beban pengeluaran.

Hingga berita ini diturunkan, pihak PDAM Karangasem belum memberikan keterangan resmi terkait keluhan pelanggan di Desa Besakih. Warga menunggu langkah cepat PDAM dalam menangani persoalan ini agar tidak terus berlarut-larut.

Masyarakat berharap, PDAM tidak hanya fokus pada pemerataan distribusi air, tetapi juga menjamin kualitas air yang disalurkan ke pelanggan. “Kami hanya ingin air bersih, bukan sekadar air mengalir. Kalau kualitasnya seperti ini, sama saja tidak bisa dipakai,” pungkas Widana. (tio/bfn)