BADUNG, Balifactualnews.com – Berharap dan mendorong Pemerintah Provinsi menjadi langkah Kemenpora untuk turut memperhatikan penyandang disabilitas dengan membantu dari sisi adanya sekolah-sekolah disabilitas, kurangnya guru-guru disabilitas sampai pengadaan saran dan pra sarana baik di Pendidikan maupun di bidang olahraga. Apalagi sekarang antara penyandang disabilitas dan yang normal sudah setara.
Harapan Kemenpora itu diutarakan Asisten Deputi (Asdep) Olahraga Penyandang Disabiltas Kemenpora, Dr. Ibnu Hasan, Mpd, pada acara Seminar Promosi dan Publikasi Olahraga Disabilitas dan Tanggung Jawab Pemerintah serta Seluruh Lapisan Masyarakat, yang digelar di Hotel Infinity 8 Badung pada Kamis (19/12/2024).
“Saat ini antara penyandang disabilitas dengan yang normal sudah setara. Lihat saja prestasi penyandang disabilitas Indonesia di Paralimpiade atau Paralympic yang begitu bagus, termasuk di Paralimpiade nasional atau Peparnas. Banyak atlet penyandang disabilitas yang berprestasi dieven inernasional. Ini sudah setara dengan yang normal dengan helatan PON setiap 4 tahun sekali digelar,” kata Ibnu Hasan saat membuka seminar yang melibatkan pihak Kemenpora dengan awak media tersebut.
Berangkat dari semua itulah lanjutnya. pihak Kemenpora berharap serta mendorong pemerintah bisa memberikan perhatian seperti apa yang dibutuhkan penyandang disabilitas, baik dari sekolah, guru maupun sarana dan pra sarananya.
“Sekalian semua itu agar masyarakat tahu juga jika sekarang ini sudah tidak ada lagi penyandang disabilitas atau terkendala hambatan dengan yang fisiknya normal. Jadi ayo kita harus mendorong prestasi penyandang disabilitas,” terang Ibnu Hasan.
Sementara itu Tenaga Ahli Kemenpora Ambarita Damanik yang juga mantan anggota Polri menambahkan, kini sudah ada penyandang disabilitas yang masuk sebagai anggota Polri di level Perwira dan Bintara. “Bahkan kini sudah ada yang bekerja dan mereka masuk karena prestasinya bak di olahraga atau di bidang lainnya. Jadi sekarang semuanya sudah setara hanya yang seperti ini memang masyarakat luas perlu tahu melalui sosialisasi,” jelas Damanik.
Dengan demikian versinya, maka tidak ada lagi istilah perbedaan. Bahkan penyandang disabilitas perlu menggali potensi dan kelebihannya ditengah kekurangan yang ada. “Artinya jika ada yang tak potensi di cabang olahraga satu bisa pindah ke cabang olahraga satunya yang lebih membuka peluang untuk berprestasi,” urainya.
Sedangkan Norman Yulian, Ketua Umum Perkumpulan Penyandang Disabilitas menilai jika dulu penyandang disabilitas masih berdasarkan charity, sekarang sudah tidak lagi. “Sekarang sudah sama dan bisa berprestasi dimanapun. Hanya memang dukungan orang tua sangat penting untuk berprestasi. Masih ada orang tua yang membatasi anaknya yang penyandang disabilitas untuk tidak keluar rumah karena takut diolok-olok, hal ini sudah harus dihilangkan. Justeru dukungan orang tua membawa anaknya berprestasi dan berpotensi dibidang apa. Lihat saja Putri Ariani yang menjadi penyanyi dengan prestasi internasional,” tutupnya. (ena/bfn)