BULELENG, Balifactualnews.com – Para penghobi sepeda di Buleleng-Bali, untuk kali kedua menggelar acara Kopdar (Kopi darat) Bike. Kopdar Bike ke 2 kali ini, mengusung tema Selusur Heritage Kota. Acara ini digelar pada Sabtu, 6 Agustus 2022. Rute yang dipilih, jalan ditengah Kota Singaraja dan melintasi bangunan tua dan nilai sejarah. Rute ini dipilih juga dikaitkan dengan Bulan Kemerdekaan RI ke 77 Tahun.
Kopdar Bike ke 2, diikiti oleh belasan pesepeda di Buleleng Bali. Start dimulai dari Danke Cafe di Jalan Udayana – Jalan Ngurah Rai – Jalan Pramuka – Jalan Diponogoro – Jalan Erlangga – Pelabuan Tua Buleleng – Jalan Imam Bonjol – Jalan Gajah – Jalan Veteran – Jalan Ngurah Rai – Jalan Udayana.
Jalan Protokol ditengah Kota Singaraja ini, merupakan jalan yang telah berumur tua. Jalan ini merupakan jalan peninggalan Belanda. Menyusuri jalanan ini, untuk mengenalkan tata kota Singaraja yang telah dibuat sejak masuknya Belanda ke Buleleng Bali. Di sepanjang jalan ini banyak ditemukan bangunan tua yang masih kokoh dan masih tetap difungsikan.
Di jalan Pramuka, terdapat bangunan utama SMA Negeri 1 Singaraja, yang merupakan arsitektur Belanda. Selanjutnya di Pelabuhan Tua Buleleng terdapat bangunan Museum Soenda Ketjil. Dijalan Imam Bonjol, melintasi Masjid Agung Jami’ Singaraja. Di sepanjang jalan Gajah Mada, masih banyak bangunan-bangunan tua, seperti disekitaran SMP N 1 Singaraja dan Gardu Listrik Kolonial yang telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya. Dijalan Veteran, melintasi Gedong Kirtya (Perpustakaan Lontar), SD N 1 Paket Agung, Sekolah Rakyat pertama di Buleleng, yang menjadi tempat mengajar dari Rade Soekemi, ayah Proklamator Indonesia Soekarno. Dijalan Ngurah Rai, ada Rumah Soenda Kecil dan Kamar Bola.
Kadek Yudha Prasertya, salah satu pesepeda yang ikut dalam Kopdar Bike kali ini mengatakan “Ternyata banyak yang belum saya ketahui tentang Kota Singaraja. Dari acara ini aa pengetahuan baru yang saya dapat. Paling menarik itu ya, bangunan Kamar Bola yang katanya dulu Ballroom yang menjadi tempat dansa orang belanda. Saya kira hanya sekedar bangunan tua milik TNI” ujarnya.
Tanggapan lainnya dari Hary Sujayanta “Rutenya lumayan melelahkan, terutama ketika kita melintasi jalan Gajah Mada, saya kira itu jalan yang lurus dan datar, ternyata menajak halus, cukup bikin ngos-ngosan gowes pedal,” ucapnya.
Koordintor acara Kopdar Bike 2, Bagus Jayantha, yang juga merupakan owner Danke Cafe menyampaikan acara Kopdar Bike ini dirancang, bukan sekedar kumpul pesepeda lalu gowes bareng saja, kami berusaha untuk selalu memberikan informasi tentang Singaraja. “Seperti yang kali ini, rutenya sengaja dipilih yang punya history yang kuat, apalagi sekarang kan bulan Agustus, Bulan Kemerdekaan. Cara inilah yang kami gunakan untuk merayakannya,” tegasnya saat dikonfirmasi disela-sela acara.
Ia juga menegaskan bahwa dengan acara bersepeda ini, kita bisa memasyarakat sepeda lagi. Sepeda sebagai Transportasi, sehat hanyalah bonus. “Kita tidak bicara biar sehat, itu cuma bonus. Tapi yang lebih penting, orang semakin rame yang mengunakan sepeda bukan cuma untuk olah raga, tapi juga untuk aktifitas keseharian” imbunya.
Acara Kopdar Bike ini diinisiasi oleh tiga tempat nongkrong di Buleleng, yaitu Kedai Kopi Dekakiang, Danke Cafe dan Angkringan Mula Keto. Kopdar Bike akan selalu digelar sebulan sekali. (tya/bfn)