Tembus Semi Final Sirnas B, PBSI Bali Berikan Reward 

tembus-semi-final-sirnas-b-pbsi-bali-berikan-reward
Para pebulutangkis kategori usia dini, anak-anak dan pemula mulai berlaga di Sirnas B Bali 2024. (Foto : bfn/ena)
banner 120x600

TABANAN, Balifactualnews.com – Demi memotivasi para pebulutangkis Bali yang turun pada Sirnas B Bali 2024 jika minimal tembus semi final, Pengprov PBSI Bali menyiapkan reward. Even tersebut juga merupakan ajang pemantauan bagi PBSI Bali untuk pebulutangkis Bali andalan ke depan.

Sirnas B Bali 2024 tersebut dihelat 7 – 12 Oktober 2024 di GOR Debes Baru Tabanan sebagai GOR utama dengan dua GOR penunjang yakni GOR Debes lama dan GOR Bulutangkis Dewarra. Hal itu diungkapkan Ketua Umum Pengprov PBSI Bali I Wayan Winurjaya saat ditemui di GOR Debes Baru Tabanan, Senin (7/10/2024).

“Kami memberikan reward itu jangan dilihat dari jumlah nilainya tapi lihat kepedulian kami PBSI Bali terhadap pebulutangkis muda, apalagi ini ada tiga kategori yang dipertandingkan yakni usia dini, anak-anak dan pemula. Pastinya nanti reward itu juga untuk pelatih pebulutangkis yang tembus semi final apalagi sampai ke final dan juara,” kata Wayan Winurjaya.   

Semua itu dipahami karena PBSI Bali sendiri sudah harus memunculkan pebulutangkis masa depan Bali. Setelah era dua pebulutangkis putri Bali yakni Made Pranita Sulistya Devi atau akrab disapa Ade dan Made Deya Surya Saraswati atau Deya yang masuk Pelatnas Indonesia perlahan mulai berkurang.

“Soal generasi pelatnas dari Bali memang mulai turun setelah Ade dan Deya. Setelah kedua pebulutangkis putri itu hanya muncul pengganti Komang Ayu Cahya dan selanjutnya Ni Kadek Dinda Amartya Pratiwi tapi akhirnya pindah klub keluar Bali. Jadi di Sirnas B inilah regenerasi kami pantau kembali,” terang Winurjaya.

Karena itulah versinya, kini telah dirancang dengan Ketua Harian PBSI Bali Candra Kusuma untuk melakukan pemusatan latihan (puslat) bulutangkis di tahun 2025. “Nanti kami akan coba untuk bekerjasama dengan klub-klub dan para kelangan bulutangkis di Bali untuk meberikan saran dan masukan. Dan kami harus menggandeng semua pihak, karena untuk puslat dalam setahun membutuhkan dana setidaknya Rp. 1 milyar,” tegas Winurjaya.

Lalu kenapa selama dua tahun terakhir ini, Bali hanya diberikan helatan Sirnas B bukan Sirnas diatasnya untuk kategorinya ? Pria asal Bangli itu mengutarakan jika memang Sirnas B meupakan permintaan dari Pengprov PBSI Bali ke PB. PBSI. Pertimbangannya untuk melihat potensi dan prestasi pebulutangkis muda belia.

“Bisa kok kami menggelar Sirnas yang kategorinya diatas Sirnas B. Tapi pertimbangannya ya tadi itu. Karena dengan pebulutangkis belia untuk membina banyak waktu. Untuk puslat nantinya bisa jadi dari pebulutangkis remaja dan taruna yang berprestasi,” tandas Wayan Winurjaya. (ena/bfn)