GIANYAR, Balifactualnews.com – Tradisi mengarak ogoh-ogoh selalu berlangsung saat Pangrupukan,sehari menjelang Hari Raya Nyepi. Hanya saja, di Kabupaten Gianyar, jumlah ogoh-ogoh yang diarak kali ini menurun. Hal ini karena beberapa desa adat menggelar upacara yadnya.
Saat Nyepi kali ini sebanyak 793 ogoh-ogoh akan diarak pada malam pengrupukan. Jumlah ogoh-ogoh tersebut tersebar di 273 desa adat. Jumlah ini menurun di banding tahun 2023 dimana jumlah saat itu sebanyak 1.020 ogoh-ogoh. Kondisi ini diperkirakan karena jumlah faktor yakni tahun politik dan berbenturan dengan upacara di desa adat. Hal ini dibenarkan Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Gianyar, I Wayan Ardana, Selasa (5/3), mengatakan pihaknya telah membuat surat edaran ke seluruh desa adat di Gianyar terkait perayaan hari Raya Nyepi tahun 2024. Dimana di dalamnya berisi point tata cara pelaksanaan rangkaian hari Raya Nyepi.
Baca Juga : 3.241 Ekor Babi Dipotong di Tiga Kecamatan Saat Galungan
Disebutkan, pawai ogoh-ogoh yang biasa dilakukan generasi muda dikembalikan kepada masing-masing desa adat. Ogoh-ogoh yang berbentuk boneka raksasa itu merupakan kreativitas. Namun secara garis besar tidak termasuk dalam sarana upacara yadnya. “Hasil rapat kami dengan pihak terkait, MDA dan yowana, tidak ada larangan dalam membuat ogoh-ogoh meski berdekatan dengan tahun politik. Namun kita kembalikan ke desa adat masing-masing, termasuk tanggung jawab keamanan di serahkan ke masing-masing desa adat. Jadi boleh atau tidaknya pawai ogoh-ogoh itu ranah masing-masing desa adat di Gianyar,” ujarnya.
Baca Juga : Warga Pempatan Heboh, Bayi Perempuan Ditemukan di Garase Mobil
Begitu juga Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Kabupaten Gianyar, Anak Agung Alit Asmara, semua pawai ogoh-ogoh dikembalikan desa adat yang nanti berkordinasi dengan pihak kepolisian. Untuk keamanan akan dikordinir ketua pengusung ogoh-ogoh diawasi prejuru desa adat dan pihak keamanan. “Sesuai surat tata titi Nyanggra Rahina suci Nyepi Isaka warsa 1946 dari MDA Bali, 31 januari 2024, pada point lima koordinator atau ketua kelompok yang pembuat ogoh-ogoh yang bertanggung jawab untuk keamanan dan kelancaran, di awasi oleh Prajuru dan aparat keamanan,” ujarnya.
Salah satu desa adat yang tidak ada ogoh-ogoh tahun 2024 adalah desa adat Banda, Desa Saba, Blahbatuh, Gianyar. Bendesa Adat I Wayan Balik mengatakan, para pemuda di desa tidak membuat ogoh-ogoh karena pangrupukan berbarengan dengan upacara piodalan di pura dalem setempat. Sehingga ogoh-ogoh ditiadakan tahun ini. “Untuk tawur kesanga tetap dilaksanakan seperti biasa,” jelas Bendesa. (gsp/bfn)