TPS3R Bertambah Sampah ke TPA Berlimpah

tps3r-bertambah-sampah-ke-tpa-berlimpah
Sejak dibuka TPA Temesi, Desa Temesi belasan tahun silam sampai saat ini terus menerima kiriman sampah.
banner 120x600

GIANYAR, Balifactualnews.com – Sejak dibuka TPA Temesi, Desa Temesi belasan tahun silam sampai saat ini terus menerima kiriman sampah. Tanpa berselang lama, tumpukan sampah terus meningkat. Dampak lingkungan juga tidak terkendali. Selain bau menyengat, dampak asap kebakaran juga menyesakkan.

Atas kondisi ini, Bendesa adat Temesi, Gusti Ngurah Mastra justru menawarkan kepada desa lain, apa mau desanya jadi TPA. “Sejak lama kami sudah tawarkan kepada desa lain, apa mau giliran jadi TPA?” jelas Gusti Mastra, Selasa (19/3). Dikatakan selama ini, masyarakat Temesi menahan diri akibat dampak yang ditimbulkan. “Bahkan kami lungsuran di pura tidak berani ngajeng. Selain karena bau, lalat banyak hinggap pada haturan,” keluhnya.

Mastra pun merasa heran, sebab saat dirinya baru menjabat Bendesa, volume sampah di TPA Temesi sekitar 150 ton per hari. Kini bermunculan TPS3R yang dianggarkan oleh daerah. “Bukan berkurang, justru sekarang volume sampah 450-an ton sehari. Bagaimana itu, kok nambah,padahal TPS3R terus bertambah,” ujarnya bingung.

Dikatakan bahwa usulan agar giliran menjadi TPA sudah diusulkan dalam pertemuan bersama instansi pemerintah terkait di Gianyar. “Bahkan dalam kesempatan di provinsi, kami juga sudah usulkan,” terangnya. Apabila memang desa lain bisa dijadikan TPA, maka Temesi siap membayar iuran berapapun. “Kalau kami ditarik Rp 100 ribu per truk, kami siap bayar. Ketimbang kami dapat dampak lingkungan yang luar biasa,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gianyar, Ni Made Mirnawati, menyatakan Pemkab Gianyar sedang berusaha mengurangi volume sampah yang ditempatkan di TPA temesi, dengan mengoptimalkan pengelolaan sampah di sumber baik di rumah tangga maupun TPS3R yang ada di pedesaan/kelurahan. TPA Temesi, pada Tahun 2024 ini, Pemkab Gianyar dibantu Kemen PUPR melalui bantuan Bank Dunia akan membangun TPST, dengan 3 unit fasilitas teknologi pengolahan sampah, yaitu RDF, Komposting, dan BSF (Magot).

Dengan teknologi tersebut, diyakini tidak ada sampah yang akan menumpuk atau membusuk di TPA Temesi. “Mudah-mudahan bulan Mei ini pembangunannya sudah mulai dilaksanakan oleh Kemen PUPR. Fasilitas tersebut dirancang mampu menyerap tenaga kerja dari lingkungan sekitar, dan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat,” ujarnya. (gsp/bfn)