Cegah Peredaran Gelap Narkoba, BNNK Karangasem Gelar Forkom P4GN

cegah-peredaran-gelap-narkoba-bnnk-karangasem-gelar-forkom-p4gn
Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Karangasem menyelenggarakan Forkom P4GN bertempat di Wantilan Sabha Prakerti Kantor Bupati Karangasem, Jumat(14/2/2025).

KARANGASEM, Balifactualnews.com – Penyalahgunaan narkoba terbukti membuat daya rusak yang dasyat bahkan mampu menghancurkan suatu bangsa. Bagaimana tidak, obat terlarang ini akan merusak kesehatan, merusak fisik dan akhirnya merusak dan menghancurkan karakter manusia itu sendiri. Untuk mencegah penyalahgunaan narkoba tersebut, Badan Narkotika Nasional (BNN) melalui BNNK di setiap kabupaten terus melakukan pencegahan baik melalui sosialisasi ataupun pencegahan dalam bentuk tindakan yang prefentif.

Baca Juga : Koster Semprit Badan Pengelola

Komitmen dalam mewujudkan WAR on DRUG juga dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Karangasem dengan menyelenggarakan Kegiatan Forum Komunikasi Pecegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekusor Narkotika (Forkom P4GN) bertempat di Wantilan Sabha Prakerti Kantor Bupati Karangasem, Jumat(14/2/2025).

Pada kesempatan itu Kepala BNNK Kabupaten Karangasem, Alvin Andrew Dias, S.H menyampaikan, luas wilayah Kabupaten Karangasem yang meliputi 8 Kecamatan, 78 Desa/Kelurahan, 198 Desa Adat, dengan jumlah penduduk 587.883 jiwa, BNNK Karangasem bekerja keras untuk melakukan  pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba.

Baca Juga : Ungkap Misteri Penemuan Mayat di Desa Pancasari, Polres Buleleng Amankan Tiga Pelaku Wanita

“BNNK Karangasem diharapkan mampu berperan penting dalam mengatasi masalah narkoba di Kabupaten Karangasem. Dengan demikian, diperlukan pengelolaan wilayah kerja yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba. Dengan semua keterbatasan yang kami miliki saat ini, tentunya kami memerlukan dukungan / Kerjasama semua pihak dalam penanganan Narkotika di Kabupaten Karangasem, untuk itu tahun 2025 kita awali kerjasama/kolaborasi ini melalui Forkom P4GN untuk menyamakan persepsi dan komitmen Bersama dalam mengatasi masalah Narkotika,” terang Alvin.

Alvin Andrew Dias mebeberkan, Asta Cita yang merupakan program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang berfokus pada peningkatan kualitas hidup masyarakat, termasuk penanganan masalah narkoba. Dalam konteks ini, BNN berperan dalam mendukung programprogram pemerintah yang terkait dengan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba yakni Asta Cita ke-7 dan program prioritas ke-6.

“Adapun strategi BNN dalam implementasi Asta Cita ke-7 yakni penguatan kolaborasi, intelejen, penguatan wilayah pesisie dan perbatasan negara, kerjasama antar negara perbatasan, penguatan iconic dan tematik serta penguatan sdm dan infrastruktur. Kepala BNN RI yang menginisiasi kegiatan Forkom P4GN di awal tahun ini bertujuan untuk membangun komitmen bersama dengan pemangku kepentingan di wilayah untuk bersama-sama melaksanakan upaya penanganan masalah narkotika di wilayah masing-masing,” lanjutnya.

Sementara itu Bupati Karangasem yang diwakili oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Karangasem I Ketut Sedana Merta menyampaikan, Indonesia saat ini tengah berada dalam status Darurat Narkoba. Kondisi ini berdasarkan pada berbagai data dan fakta permasalahan narkoba yang mengindikasikan dalam situasi gawat, mengkhawatirkan, dan perlu penanganan secara serius dan komprehensif dari seluruh komponen masyarakat, bangsa dan negara. Fenomena peredaran gelap narkoba yang semakin bervariasi dan canggih menuntut kewaspadaan semua pihak dalam rangka melindungi diri, keluarga, lingkungan dari tipu daya kejahatan narkoba.

Baca Juga : Gus Par Guru Pandu Siap Dukung Program Koster-Giri

“Saya mengajak kita semua untuk bersatu dalam melawan bahaya narkoba. Mari kita tingkatkan kesadaran kita tentang bahaya narkoba dan tanggap terhadap tanda-tandanya. Mari kita memberikan dukungan dan motivasi kepada generasi muda untuk mengambil jalan yang sehat dan produktif dalam hidup,” terang Sedana Merta seraya mengucapkan terimakasih kepada BNNK Karangasem yang telah menginisiasi kegiatan ini, atas support dan dukungan BNNK Karangasem kita dapat melaksanakan kegiatan Forum Komunikasi P4GN guna memperkuat sinergi antara pemerintah, aparat penegak hukum, organisasi masyarakat, dunia usaha, akademisi dan berbagai elemen masyarakat dalam mengatasi masalah narkotika di Kabupaten Karangasem.

Kegiatan Forum Komunikasi P4GN berfokus terhadap Penentuan isu dan prioritas permasalahan narkotika yang terjadi, identifikasi penyebab permasalahan, serta identifikasi solusi dengan menyusun rencana aksi bersama dengan melibatkan pemangku kepentingan terkait. Mengidentifikasi wilayah rawan peredaran narkotika dan menentukan langkah intervensi yang akan dilakukan di wilayah tersebut.

Dalam Forkom P4GN tersebut juga dibahas isu-isu yang berkembang terkait permasalahan Narkotika yakni : Desa bersinar yang sudah dibentuk BNNK belum mandiri karena kurang dukungan pendanaan dari Desa, Desa Adat belum seluruhnya menyusun Pararem P4GN, Antisipasi Kawasan wisata sebagai lokasi penyalahgunaan Narkotika.

Pada bidang Rehabilitasi, rumah sakit dan puskesmas belum menjadi IPWL sebagai rujukan rehabilitasi milik pemerintah, masyarakat juga belum memiliki kesadaran untuk rehabilitasi secara sukarela, IBM yang dibentuk BNNK belum mandiri karena kurang mendapat dukungan pendanaan dari Desa dan Life skill untuk pasca rehab pengguna belum optimal.

Baca Juga : Indonesia Master I Bulutangkis Diharapkan Digelar di Bali

Sementara dibidang pemberantasan, hasil survey menunjukkan IKRN BNN RI terdapat 6 Desa Kategori Waspada, 45 Desa Siaga dan 25 Desa Aman, Perlu penanganan lintas sektoral terkait permasalahan Narkotika di Kawasan galian C dan perlu penguatan daerah pesisir untuk meminimalisir pintu masuk narkotika.

Sosialisasi yang telah dilakukan BNNK Karangasem di 61 lokasi dengan menjangkau 6.628 orang, ini masih jauh dari jumlah penduduk Karangasem sebanyak 500 orang yang semestinya sudah memperoleh informasi P4GN, selanjutnya tes urine yang sudah dilaksanakan sebanyak 12 lokasi dengan jumlah 128 orang, inipun masih sangat jauh dari harapan. Diharapkan kepada OPD/Desa/Instansi untuk bisa melaksanakan tes urine secara mandiri sehingga kita bisa mendeteksi sedini mungkin terkait penyalahgunaan narkotika itu sendiri. (ger/bfn)

 

Exit mobile version