Diawali Tahun 1962, Tahun Ini Ngaben Massal di Desa Adat Selumbung Diikuti Ratusan Sawa

diawali-tahun-1962-tahun-ini-ngaben-massal-di-desa-adat-selumbung-diikuti-ratusan-sawa
Prosesi Murwa Daksina serangkaian upacara ngeroras massal di Desa Adat Selumbung, Rabu (15/8)

KARANGASEM, Balifactualnews.com – Desa Adat Selumbung, Desa Selumbung, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem melaksanakan upacara ngaben massal atau Atma Wedana tahun 2024 ini. Upacara yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali itu, diikuti oleh ratusan sawa.

Kubayan Desa Adat Selumbung, Jro I Wayan Gede Wiratma, mengungkapkan, ngaben massal kinembulan yang ada di desanya sudah dimulai sejak tahun 1962 silam dan dilaksanakan setiap 5 tahun sekali. Saat itu jumlah sawa yang diupacarai sebanyak 1070 sawa, dengan biaya masing-masing sawa sebesar Rp 170. Sedangkan untuk ngeroras kena biaya Rp 325. “Tahun ini ngaben massal kembali kami laksanakan, dan menjadi yang ke 9 kalinya sejak tahun 1962. Pelaksanaan ngaben massal setiap 5 tahun sekali ini untuk menghormati dresta yang ada di Desa Adat Selumbung,” ucapnya.

                     Jro Kubayan Desa Adat Selumbung, I Wayan Wiratma.

 

Tahun ini, lanjut Kubayan Wiratma, tercatat ada sebanyak 165 Sawa. Sedangkan ngeroras dan metatah masing masing 197 peserta, dan metatah 280 orang. Pembiayaannya bervariasi, Untuk ngaben massal per sawa dikenakan biaya Rp 3 juta, ngeroras Rp 3, 5 juta sampai ngelinggihang dewa hyang.

“Peserta yang ikut metatah tidak dikenai biaya, melainkan mapunia. Berapa seikhlasnya mereka mapunia kami persilahkan,” katanya.

Dia menjelaskan, semua sarana dan prasarana upakara telah dilakukan oleh serati banten yang sudah disiapkan. Sehingga, bagi krama yang ingin ngaturang ayah-ayah juga dibebaskan.

“Jadi, semua upakara banten dikerjakan krama Desa Adat Selumbung yang dipimpin oleh serati banten,” jelasnya.
Puncak pengabenan sudah dilaksanakan, Selasa (30/7) lalu. Sedangkan ngeroras dilaksanakan, Rabu (14/8). Upacara ngeroras di puput delapan sulinggih, di awali murwa daksina di sekitar bale payadnya. Prosesi murwa daksina juga menyertakan hewan kerbau putih yang tanduknya berisi perhiasan emas.

Kubayan Wiratma, menjelaskan, prosesi pengabenan tidak berhenti sampai disana. Selesai upacara ngeroras di bale payadnya, dilanjutkan dengan ngeliwet yang dipuput 8 sulinggih. Setelah itu dilanjutkan mreline puja dan melakukan ritual pengesengan ke pantai (segara) buitan, Manggis.

“Upacara ngaben massal di Desa Adat kami terus berlanjut setiap lima tahun sekali. Selain menghormati dresta yang ada, ngaben massal juga dapat meringankan beban warga dalam pembiayaan,” jelas Wiratma seraya menambahkan, untuk ngaben massal selanjutnya akan dilaksanakan tahun 2029 mendatang. (tio/bfn)

Exit mobile version