DENPASAR, Balifactualnews.com – Gempa dengan daya guncangan yang sangat keras (Gempa Megathrust) yang berpotensi terjadi di wilayah Indonesia telah menjadi perbincangan masyarakat luas, tak terkecuali masyarakat Bali. Berkaitan dengan hal itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah Bali mengeluarkan rilis terbarunya pada Senin(19/8).
Dari sejarah gempabumi besar di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut, mencatat bahwa gempabumi besar terakhir di Selat Sunda terjadi pada tahun 1757 (usia seismic gap 267 tahun) dan gempabumi besar terakhir Mentawai-Siberut terjadi pada tahun 1797 (usia seismic gap 227 tahun). Artinya kedua seismic gap tersebut perioditasnya sudah
lama.
Sementara terhadap potensi Gempabumi pada Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut para ahli menduga bahwa zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut merupakan zona kekosongan gempa besar (seismic gap) yang sudah berlangsung selama ratusan tahun.
“Seismic gap ini harus diwaspadai karena dapat melepaskan energi gempa signifikan yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Potensi gempabumi pada Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut bukan hal baru, bahkan sudah ada sejak sebelum terjadi gempa dan tsunami Aceh 2004,” Demikian dalam rilis disebutkan.
Kabar Gempabumi di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut “Tinggal Menunggu Waktu” Terkait statement BMKG : Gempabumi di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut “Tinggal Menunggu Waktu” yang telah disampaikan sebelumnya, hal ini dikarenakan kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar, namun bukan berarti akan segera terjadi gempa dalam waktu dekat. Dikatakan “tinggal menunggu waktu” disebabkan karena segmen-segmen sumber gempa di sekitarnya sudah rilis gempa besar, sementara Selat Sunda dan Mentawai-Siberut hingga saat ini belum terjadi.
“Sampai dengan saat ini belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat memprediksi gempabumi dengan tepat dan akurat (kapan, dimana dan berapa kekuatannya), sehingga tidak dapat diketahui kapan gempa akan terjadi, sekalipun tahu potensinya,” sebutnya.
Sementara untuk potensi Megathrust di selatan Bali berdasarkan pengamatan kegempaan di Selatan Bali, secara umum relatif aman dengan didominasi gempabumi dengan kekuatan 3 sampai 4 magnitudo. Untuk itu BMKG wilayah Bali menghimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan beraktivitas normal seperti biasa, seperti melaut, berdagang dan berwisata di pantai.
“Jika merasakan gempabumi kuat dengan durasi yang lama, segera keluar rumah dan menjauhi pantai. Informasi potensi gempa Megathrust yang berkembang saat ini bukanlah prediksi atau peringatan dini, sehingga diharapkan tidak dimaknai secara keliru seolah akan terjadi dalam waktu dekat. BMKG selalu siap memberikan informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami dengan cepat dan akurat,” beber rilis yang dikeluarkan BMKG wilayah Bali. (ger/bfn)