Utama  

Harga Suara di Karangasem Tembus Level 300 Ribu

banner 120x600

________________________________________________________________________________

KARANGASEM—Money politik saat hajatan pemilu bukan hal baru lagi. Pergerakannya mirip kentut. Baunya terasa namun sulit dibuktikan. Tak salah bila Bawaslu Karangasem sejak beberapa hari belakangan intens melakukan pengawasan.

Desas desus berkembang, praktek money politik yang dimainkan para calon legislatif di Karangsem sudah terjadi sejak tiga hari terakhir. Permainannya dari level Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu.

Informasi yang dihimpun balifactualnews.com, Selasa (16/4/2019) menyebutkan, praktek money politik sudah bergerak masif sejak beberapa hari terakhir. Hampir semua desa di Karangasem mengalami “serangan” seperti itu. Kepiawaian caleg dan tim sukses membungkus permainan itu, membuat aparat masih kesulitan untuk membuktikan.

Di Desa Ulakan, Kecamatan Manggis, misalnya, beberapa caleg yang mencoba untuk mencari peruntungan bisa duduk di Kursi DPRD Karangasem, disebut-sebut sudah mulai melakukan preaktek itu. Mereka merebut suara masyarakat dengan cara membelinya mulai dari harga Rp 100 ribu per orang hingga Rp 300 ribu per orang.

Ketua Bawaslu Karangasem, Putu Gede Suastrawan, dikonfirmasi, Selasa (16/5/2019) pagi tadi, tidak menampik isu tersebut. Dia mengatakan, masalah money politik menjadi isu yang menjadi atensi jajaran bawaslu. Namun dari pengawasan beberapa hari terakhir, belum menemukan praktek seperti itu.

“Isu seperti itu selalu muncul setiap hajatan pemilu. Kita sudah melakukan upaya pencegaham melalui patroli pengawasan.” ujarnya

Makin santernya isu praktek money politik menjelang H-1 pencobosan, pihaknya menghimbau agar masyarakat tidak terjebak dengan praktek “kotor” yang dimainkan para caleg. Suastrawan menegaskan, siapa pun yang coba-coba bermain seperti itu siap-siap berhadapan dengan hukum. “Undang-undang pemilu pidananya sudah sangat jelas. Pemberi dan penerima uang hasil dari money politik akan mendapatkan hukuman yang setimpal,” tegas Suastrawan. (tio)