Harga Tak Menjanjikan, Petani Kapas Karangasem Enggan

harga-tak-menjanjikan-petani-kapas-karangasem-enggan
Bupati Karangasem I Gede Dana didampingi KAdistan Karangasem Siki Ngurah saat melakukan penanaman bibit klapas beberapa waktu lalu.
banner 120x600

KARANGASEM, Balifactualnews.com – Petani kapas di Kabupaten Karangasem saat ini mulai enggan untuk menanam kapas secara mandiri. Program Tanam Kapas yang diinisiasi oleh Bupati Karangasem, I Gede Dana tersebut saat ini diperkirakan menyusut hingga 10 hektar. Alasan para petani karena harga kapas yang tak menjanjikan.

Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Karangasem, I Nyoman Siki Ngurah didampingi Kabid Perkebunan, I Made Mawa mengakui, program tanam kapas sulit untuk berkembang karena para petani kapas belum mau menanam kapas secara mandiri.

“Para petani kapas masih menunggu bantuan pemerintah untuk menanam kapas. Kondisi inilah yang menyebabkan program tersebut sulit berkembang. Dari belasan kelompok petani kapas yang ada, hampir semuanya mendapat bantuan dari pemerintah melaluit program tanam kapas. Sementara regulasi yang ada, kelompok yang sudah mendapat bantuan tidak boleh menerima bantuan berturut – turut setiap tahunnya,” beber Siki Ngurah dikonfirmasi awak media, Selasa(21/1/2025).

Dikatakannya, untuk tahun 2025, terdapat 8 kelompok yang bisa menerima bantuan, dengan luas tanam sekitar 30 hektar saja. Adapun beberapa alasan yang menyebabkan petani kapas enggan untuk menanam kapas secara mandiri, salah satunya belum adanya kepastian harga kapas.

“Tentu jika harga kapas menjanjikan, minat petani untuk menanam secara mandiri akan tinggi seperti menanam padi,” imbuhnya.

Disisi lain kata Siki Ngurah pihak Persiroda yang berencana membangun pabrik kapas di Karangasem juga menghadapi kondisi dilema, karena jika membangun pabrik, setidaknya pabrik kapas mesti mendapat asupan produksi kapas dengan dukungan sekitar 300 hektar luas tanam kapas. Sementara para petani masih enggan menanam kapas secara mandiri, terlebih  bibit kapas yang biasa ditanam di Karangasem sudah tidak ada yang menjual lagi. (ger/bfn)