KARANGASEM, Balifactualnews.com – Pulau Bali yang dikenal dengan sebutan Pulau Dewata merupakan tanah kelahiran aksara Bali. Aksara Bali yang telah diwariskan oleh leluhur Bali juga merupakan simbol peradaban yang sarat makna kebudayaan itu sendiri.
Sebagai warisan leluhur, aksara Bali perlu dilestarikan dan dikembangkan mengikuti perkembangan zaman. Dalam upaya melestarikan budaya Bali, khususnya pada bahasa, sastra, dan aksara Bali, kegiatan Bulan Bahasa Bali terus dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Bali.
Baca Juga : Gubernur dan Kepala Daerah Terpilih Se-Bali Mejaya-Jaya di Pura Besakih
Pada Bulan Bahasa Bali VII Tahun 2025 mengangkat tema “Jaga Kerthi-Jagra Hita Samasta” yang bermakna Bulan Bahasa Bali merupakan altar pemuliaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali, sebagai sumber kesadaran menuju harmoni semesta raya. Sedangkan Maskot Bulan Bahasa Bali VII Tahun 2025 adalah “Bedawang Nala” yang merupakan simbol dari keseimbangan alam semesta.
Di Desa Adat Bugbug kecamatan dan kabupaten Karangasem, pelaksanaan Bulan Bahasa Bali tahun 2025 ini dilaksanakan pada Kamis(13/2/2025). Dibuka langsung oleh penasehat Desa Adat Bugbug yakni Drs. I Gede Suteja bertempat di wantilan Desa Adat Bugbug.
Dalam sambutannya, Gede Suteja menyampaikan apresiasinya terhadap antusias dan dukungan generasi muda Bugbug dalam mengikuti seluruh rangkaian Bulan Bahasa Bali tahun ini. Tak lupa juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh peserta wimbakara (lomba) yang berasal dari berbagai kalangan generasi di Desa Adat Bugbug.
Baca Juga : Pertemuan Koster dan De Gadjah Penuh Kekeluargaan, Ajak Krama Bali Bersatu Dukung Pembangunan Pro Rakyat
“Mewakili Kelihan Desa Adat Bugbug, saya mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh panitia dan peserta Bulan Bahasa Bali tahun ini. Semoga melalui Bulan Bahasa Bali ini kecintaan kita terhadap pemuliaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali, semakin meningkat sebagai sumber kesadaran menuju harmoni semesta raya,” uajrnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksanan Bulan Bahasa Bali ke 7 Desa Adat Bugbug tahun 2025 ini, I Kade Radiana, S.Pd, mengatakan, menindaklanjuti Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Bahasa Sastra dan Aksara Bali yang dipertegas dalam SE Gubernur Bali Nomor 15 Tahun 2024, Desa Adat Bugbug kembali melaksanakan Bulan Bahasa Bali VII Tahun 2025. Kegiatan yang dilaksanakan dalam Bulan Bahasa Bali tahun ini yaitu menyebarluaskan penggunaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Bali melalui pelaksanaan wimbakara.
“Tema kali ini adalah Jagat Kerthi, Jagra Hita Samasta yang maknanya cukup dalam yaitu Kesadaran dalam mewujudkan keseimbangan alam semesta untuk kemakmuran. Sehingga maskot kali ini adalah Bedawang Nala. Penyelenggaraan di Desa Adat Bugbug sedapat mungkin menggunakan Bahasa dan Aksara Bali dalam komunikasi. Dari surat menyurat di kepanitian memakai Bahasa Bali dan ada juga aksara Balinya. Pada acara pembukaan dari Ugrawakya(Pembawa acara), Doa, semuanya menggunakan Bahasa Bali termasuk redaksi pengumuman Wimbakara,” beber Radiana yang juga pengajar di SMKN 1 Karangasem.
Baca Juga : Rapat Paripurna Istimewa LKPJ Bupati Karangasem Tahun 2024, Tanpa Dihadiri Gede Dana
Lanjutnya, wimbakara kali ini ada 5 yaitu Magending Bali, Masatua Bali, Pidarta Bali, Nyurat Lontar, dan Nyalin Aksara dari Latin ke Aksara Bali. Animo truna truni dan anak-anak SD sangat antusias mengikuti lomba. Ada 52 peserta tahun ini. Dalam kegiatan ini kami juga melaksanakan kegiatan dengan pembatasan sampah plastik sesuai dengan amanat Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018. Terbukti dari snack dan konsumsi memakai pembungkus non plastik dan menyediakan tempat air minum non plastik.
“Dalam penyelenggaran kegiatan ini tentunya banyak berbagai pihak yang mendukung, untuk itu dalam kesempatan ini saya mewakili panitia dan Desa Adat Bugbug berterima kasih atas sumbangsihnya terutama dari pemerintah provinsi Bali yg mendukung melalui anggaran semesta berencana. Jika tidak kita yang melestarikan Budaya Bali lalu siapa dan jika tidak sekarang lalu kapan,” terang Radiana.
Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali di Desa Adat Bugbug tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun 2024 lalu, seperti wimbakara Masatua Bali Pidarta Bali, Magending Bali dan Nyurat Aksara Bali Pantaraning SD serta Nyurat Lontar pantaraning Taruna Taruni Bugbug.
Adapun para jayanti(juara-red) di masing-masing wimbakara(lomba) adalah sebagai berikut. Wimbakara Magending Bali Juara 1. Ni Putu Santy Sanjiwani dari Banjar Adat Puseh, juara 2 Ni Komang Rasti Dewi dari Banjar Adat Madya dan juara 3 atas nama Ni Wayan Sri Rahayu dari banjar Adat Segaa.
Untuk Wimbakara Masatua Bali, juara pertama diraih oleh Ni Kade Juliantari dari banjar Adat Puseh, juara 2. Ni Komang Ayu Setiari dari banjar Adat Dharma Laksana, juara 3. Ni Putu Metriani dari banjar Adat Samuh.
Dalam Lomba atau Wimbakara Pidarta Bali, juara 1. Ni Kade Sinta Ayuni Dwi Kusuma dari banjar Adat Dukuh Tengah, juara 2. I Wayan Agus Eka Putra dari Banjar Adat Dukuh Tengah, juara 3. Ni Kadek Grace Vernita dari banjar Adat Bancingah.
Wimbakara Nyurat Lontar juara 1. I Wayan Vito Adryan dari banjar Adat Puseh. Juarab 2. Ni Wayan Shanti Arianti dari banjar Adat Bancingah. Juara 3. Ni Komang Rosita Handayani dari banjar Adat Celuk Kauh.
Sementara untuk lomba atau Wimbakara Nyalin Aksara Bali, juara 1 diraih I Ketut Sandhi Jaya Widiastra dari SDN 6 Bugbug, juara 2. I Komang Adi Surya Dana dari SDN 7 Bugbug dan untuk juara 3. Gede Radhika Arsyananta dari SDN 7 Bugbug. (ger/bfn)