KARANGASEM, Balifactualnews.com – Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Karangasem mencatat dalam setahun terakhir, terhitung sejak bulan Januari hingga Desember 2024, terdapat 71 kasus gigitan anjing rabies. Jumlah tersebut tersebar di beberapa kecamatan, seperti Kecamatan Karangasem, Kubu, Abang, dan Kecamatan Bebandem.
Data yang dihimpun, menyebutkan, secara keseluruhan kasus gigitan anjing di Karangasem sepanjang tahun 2024 mencapai 2.687 kasus. Namun yang positif rabies tercatat sekitar 71 kasus. Terbanyak ada di Kecamatan Kubu, Karangasem, dan Abang.
Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikatan Karangasem, I Nyoman Siki Ngurah, dikonfirmasi wartawan, Rabu (11/12) mengatakan, tingginya kasus gigitan anjing tersebut disebabkan banyak anjing yang dilepas liarkan oleh pemiliknya dan sangat berpotensi rabies.
“Selain itu, meningkatnya populasi anjing juga menjadi penyebab naik kasus gigitan,” jelasnya.
Tahun 2024, populasi Anjing di Karangasem diperkirakan mencapai 81.155 ekor. Sedangkan Tahun 2023 diperkirakan 77.092 ekor. Dalam menekan kasus rabies, kata Siki Ngurah, Distan Karangasem terus gencarkan vaksinasi serta depopulasi. Dari 81.155 estimasi populasi anjing , sebanyak 74.156 ekor (91,38 persen) sudah di vaksin. Sedangkan sisanya masih proses pemberian vaksin
“Saat ini stok vaksin yang masih tersisa sekitar 6.128 dosis. Petugas masih terus melakukan vaksinasi, sehingga kasus rabies di Karangasem bisa terus di tekan,”tambahnya.
Selain itu, kata Siki Ngurah, petugas juga menggencarkan depopulasi terhadap anjing liar. Langkah ini bertujuan untuk pengurangan populasi. Harapannya jumlah anjing terjangkit rabies bisa berkurang. Depopulasi berupa kastrasi serta sterilisasi.
“Jumlah kontrol populasi yang dilakukan petugas sebanyak 770 ekor,sedangkan untuk eliminasi 168 ekor,”ungkap Siki, seraya mengimbau, agar masyarakat yang memelihara anjing bisa rutin memberi vaksin dan tidak dilepas liarkan. (tio/bfn)