Bappelitbangda Klaim Warga Miskin di Karangasem Tersisa 500 KK

bappelitbangda-klaim-warga-miskin-di-karangasem-tersisa-500-kk
I Nyoman Sutirtayasa, Kepala Bappelitbangda Karangasem
banner 120x600

KARANGASEM, Balifactualnews.com–Kepala BappelitbangdaKarangasem, I Nyoman Sutirtayasa, mengklaim  bahwa angka kemiskinan yang ada di wilayahnya sudah mengalami penurunan sangat drastis. Bahkan dari data yang dimiliki angka kemiskinan di Karangasem saat ini kurang dari 500 KK. Klaim penurunan angka kemiskinan tersebut diungkapkan saat dikonfirmasi wartawan melalui sambungan telepon, Selasa (2/4/2024)

Dalam percakapannya di telepon bersama wartawan, Sutirtayasa,  mengatakan, persentase kemiskinan di Karangasem saat ini hanya tersisa 0,08 persen. Artinya kalau dihitung dari jumlah penduduk Karangasem sebanyak 533.742 jiwa, maka jumlah penduduk miskin di Karangasem berjumlah dibawah 500 KK. 

“Tahun 2024, kami menargetkan 0 persen penduduk miskin. Sekarang persentase angka kemiskinan Karangasem berada di 0,08 persen, sesuai kesepakatan Kemenko PMK, daerah yang diberikan kewenangan untuk mengeluarkan angka kemiskinan termasuk angka kemiskinan ekstrem,” jelas pria yang juga menjabat sebagai pengawas di Perusda Tirta Tohlangkir itu. 

Klaim angka kemiskinan   yang disampaikan Sutirtayasa berbanding terbalik dengan data  dari Badan Pusat Statistik (BPS) Karangasem.  Dalam rilis tertulisnya, BPS menyampaikan, jumlah penduduk  Kabupaten Karangasem hingga akhir 2023 berjumlah  533.742 jiwa. 

“Melihat perbandingan jumlah penduduk  yang ada, maka persentase kemiskinan di Karangasem mencapai 6.56 persen,” kata Kepala BPS Karangasem  I Ketut Mondai, belum lama ini. 

Dikatakan, penduduk yang masuk ke dalam garis kemiskinan, yakni penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Rp 404.083. Data yang dimiliki, hingga akhir tahun 2023 ada sebanyak 27,83 ribu orang atau sekitar 6,56 persen dari jumlah penduduk karangasem masuk kategori miskin.

Ketut Modai, menguraikan,  ada beberapa faktor yang mempengaruhi angka kemiskinan di Karangasem.  Diantaranya, kebanyakan penduduk miskin bekerja di sektor pertanian dengan upah atau hasil yang kecil. Selain itu, penduduk miskin yang bekerja di luar pertanian, upahnya juga belum mampu untuk mendorong mereka keluar dari garis kemiskinan. 

“Persentase kemiskinan pada 6,56 persen, tahun 2023   Kabupaten Karangasem dinobatkan menjadi kabupaten dengan persentase penduduk miskin tertinggi di Bali,” jelasnya.

Sementara itu,  dalam wawancara dengan wartawan melalui telepon, Sutirtayasa berdalih, bahwa perbedaan angka kemiskinan yang dikeluarkan BPS dan Kemenko PKM (Data Beppelitbangda Karangasem),  karena metode yang digunakan berbeda. 

“Mungkin saja BPS dalam pendataan melakukan metode reg sosek, sedangkan pendekatan yang kami lakukan melalui verivali, mengacu  data yang dikeluarkan Kemenko, Hasil verivali yang kami lakukan juga sudah diakui oleh Kemenko,” kilahnya. (tio/bfn).