Utama  

Bupati Mas Sumatri Mundut Pralingga Ida Bhatara Brahma, Prosesi Melasti ke Segara Klotok Berlangsung Khusyuk

banner 120x600
Bupati Karangasem IGA Mas Sumatri khusyuk ngayah mundut Pralingga Ida Bhatara Brahma yang berstana di Pura Penataran Agung Besakih, serangkaian prosesi melasti ke segara Klotok, Klungkung. (foto bfn/ I Putu Kandel Usada)

KARANGASEM—Umat Hindu dari berbagai penjuru Bali “menyemut” di  Pura Penataran Agung Besakih,  Sabtu (2/3/2019) pagi tadi. Kedatangan umat ke pura Hindu terbesar di dunia, berkaitan dengan  prosesi melasti Ida Batara Pura Besakih, menjelang upacara  besar Panca Wali Krama, yang puncaknya pada 6 Maret mendatang.

Selain Gubernur Bali I Wayan Koster dan pejabat tinggi lainnya di Bali, Bupati Karangasem IGA Mas Sumatri, juga ikut ngayah dalam prosesi melasti. Tanpa ragu-ragu, orang nomor satu di Gumi Lahar Karangasem itu, terlihat khusyuk ngayah mundut pralingga Ida Batara Brahma yang berstana di Pura Penataran Agung Besakih.Tidak mau ketinggalan, ribuan umat yang pedek ke Pura Besakih mengikuti prosesi melasti ke segara Klotok, Klungkung, tanpa sangat antusias.

Upacara Melasti berlangsung selama tiga hari. Dimulai Sabtu (2/3/2019) dan berakhir Senin (5/3/2019). Seluruh Pertima atau simbol, perlambang kebesaran Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, dibawa mengikuti alur yang telah ditetapkan, menuju Segara Klotok untuk disucikan, dan kembali menuju Pura Agung Besakih.

Tawur Agung Panca Wali Krama merupakan upacara untuk menyucikan alam semesta menuju tatanan yang harmonis, bersifat Bhuta Yadnya dan Dewa Yadnya. Umat Hindu melaksanakan Yasa Kerthi. Yasa Kerthi adalah sebuah kesepakatan perilaku dan tata cara pelaksanaan upakara yadnya yang patut dipersembahkan melalui suatu keputusan bersama, agar dapat dilaksanakan oleh seluruh umat Hindu. Yasa Kerthi sebagai perwujudan pelaksanaan tapa, brata, yoga, pengendalian diri, pemusatan pikiran, dan penyucian pikiran serta diri sendiri.

Terdapat 29 desa yang dilalui dalam perjalanan melasti menuju Pantai Watu Klotok atau Segara Klotok hingga kembali ke Pura Agung Besakih. Prosesi Melasti dengan perjalanan yang akan ditempuh adalah sepanjang 30 km.

Rangkaian upacara serta upakara telah dimulai jauh sebelum tanggal tersebut. Salah satunya, pada hari Sabtu, tanggal 9 Februari 2019. Dipimpin oleh Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, bersama para pihak terkait penyelenggaraan ritual Pemelastian serangkaian upacara Tawur Agung Panca Wali Krama Pura Agung Besakih, Karangasem. Hadir para Bendesa Adat (Pimpinan Desa Adat), Pengempon (Penanggungjawab) Pura Pedarman, serta Panitia Karya Panca Wali Krama Pura Agung Besakih, termasuk Ketua Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) Provinsi Bali, Jero Gede Suwena Putus Upadesha.

Rangkaian upacara telah dimulai semenjak Januari 2019. Umat Hindu diminta untuk tidak menyelenggarakan ngaben semenjak tanggal 20 Januari 2019, dan pada tanggal 1 Februari 2019 dilaksanakan prosesi nunas tirta penyengker dan dipercikkan di setra di setiap desa yang ada di Bali. Panca Wali Krama yang digelar bulan Maret ini akan “Nyejer” berlangsung hingga tanggal 12 April 2019

Wakil Gubernur Bali, Cok Ace meminta umat yang akan “Mundut” atau “Menyunggi” pralingga Ida Batara, diatur secara bergiliran dalam mengiringi perjalanan panjang.

“Persiapkan kondisi kesehatan dengan baik, tetap menjaga kebersamaan,” pesan Wagub.

Wakil Gubernur Menghimbau rute perjalanan atau  jalur yang akan dilalui, dipersiapkan dengan matang. Termasuk tempat “Ngaturang Bhakti para Pemedek atau Pamendak” sesuai dengan tempat yang telah ditentukan.

“Supaya diatur bergiliran, baik saat Ida Bhatara menuju maupun kembali dari pemelastian. Kita laksanakan Yasa Kerthi dengan sebaik-baiknya sesuai dengan swadharma (kewajiban) kita masing-masing, sehingga karya agung setiap 10 tahun sekali ini berjalan dengan lancar,” himbaunya. (kdl)