Cabor Kadaluwarsa Bakal Dipanggil KONI Tabanan

cabor-kadaluwarsa-bakal-dipanggil-koni-tabanan
Ketua Umum KONI Tabanan, I Made Nurbawa. Foto bfn/ist

TABANAN, Balifactualnews.com – Guna menyegarkan cabang olahraga (cabor) tak aktif lantaran kepengurusannya sudah kadaluwarsa maka KONI Tabanan mengambil gerak cepat dengan bakal merestorasi cabor tersebut. Hal ini dengan tujuan prestasi olahraga Tabanan ke depannya lebih bagus dan lebih meningkat di even – even lokal, nasional bahkan internasional. Selain itu juga agar abor lebih aktif dalam kegiatan dan programnnya.

Diakui Ketua Umum KONI Tabanan I Made Nurbawa, dirinya segera memanggil cabor-cabor kadaluwarsa itu. “Cabor kadaluwarsa yang dimaksudkan disini tak lain lantaran Surat Keputusan (SK) kepegurusannya yang telah habis. Kami panggil cabor itu dengan melakukan pendampingan kepada mereka,” tutur Nurbawa di KONI Tabanan, Selasa (14/2/2023).

Cabor-cabor yang SK kadaluwarsa tersebut lanjutnya, diantaranya bridge, catur, judo, kabaddi, kempo, menembak, sepak takraw, senam lantai, tenis lapangan, dan woodball. Malah ada dua cabor yakni catur dan woodball masa akhir kepengurusannya pada tahun 2019 lalu. “Sedangkan sisanya mayoritas berakhir di tahun 2022, meskipun sebagian juga mereka masih aktif,” tambah Nurbawa.

Nantinya ditegaskannya, cabor akan dipanggil satu-satu dan dimintai pendapat mengapa terjadi hal seperti itu, dan itu akan berdampak ke pembinaan serta fasilitas yang diberikan terutama dana hibah dari Pemkab Tabanan menjadi tersendat. Selain memanggil cabor yang SK nya telah mati itu, pihaknya juga akan memanggil anggota cabor yang minim berkegiatan seperti yongmoodo, renang, cricket, dan sebagainya.

“Bertahap nantinya setelah cabor yang SK mati itu. Gambaran awalnya, kami akan panggil, beri pendampingan, pendekatan, dan eksekusi program selama satu bulan. Kalau masih mandeg, baru berikan sanksi,” paparnya.

Diharapkan Nurbawa, pengprov cabor juga harusnya turut aktif untuk memantau perkembangan anggotanya di daerah. “Jangan sampai terkesan dibiarkan anggotanya tak ada perkembangan. Dengan begitu, organisasi olahraga menjadi sehat, sehingga pembinaan berjalan berkesinambungan. Ini juga berpengaruh ke KONI daerah terutama dalam memberikan dana hibah,” pungkas Nurbawa. (ena/bfn)