Utama  

Erupsi 2 Menit, Pengayah dan Pemangku Pura Pasar Agung Sebudi Kosongkan Pura

banner 120x600

________________________________________________________________________________

KARANGASEM—Warga Sebudi, Kecamatan Selat Karangasem, sepertinya sudah memahami akan dampak bahaya yang dimunculkan dari erupsi Gunung Agung. Kesadaran ditambah edukasi yang terus diberikan dari Relawan Pasabaya Gunung Agung, membuat warga di 28 Desa lingkar Gunung Agung, selalu meningkatkan kewaspadaan.


Baca : Gunung Agung Erupsi Dua Menit, Gemuruh Terdengar Sampai Pos Pantau


Erupsi Gunung Agung yang berlangsung selama 2 menit, Kamis (28/3/2019), sekitar pukul 18.25 Wita , lalu menjadi bukti kewaspadaan masyarakat sudah mulai meningkat. Pura Pasar Agung, Desa Sebudi, Selat, Karangasem yang sedang melangsungkan upacara keagaman serangkaian Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Besakih, Rendang, mendadak kosong bertepatan dengan erupsi tersebut.

“Para pengayah dan pemangku di Pura PAsar Agung Sebudi dengan sadar mengosongkan areal Pura. Pintu Pura juga di Gembok dengan alasan keamanan,” kata Humas Pura Pasar Agung Sebudi, I Wayan Suara Arsana, dikonfirmasi, Jumat (29/3/2019) siang tadi.

Saat erupsi terjadi, lanjut Perbekel Amertha Buana, Selat, Karangasem itu, beberapa pengayah sedang melakukan rutinitas ngayah di Pura . Pangemong Pura, Jro Mangku Gede Umbara, saat itu juga sedang berada di lokasi bersama beberapa pengayah, diantaranya Pak Nadi, Ketut Cenik, serta Ketua Pecalang Pasar Agung, Jero Mangku Dayuh.

Suara gemuruh keluar dari kawah Gunung Agung, membuat para ambil sikap. Sebagai pangemong Pura, Jero Mangku Gede Umbara mengambil keputusan untuk mengosongkan pura dengan semua pintu yang sudah digembok.

“Syukur semua pelaksanaan upacara sudah dilaksanakan, sehingga para pengayah cepat mengosongkan pura dengan pintu yang semuanya sudah terkunci,” terang pria yang juga selaku Sekretaris Relawan Pasabaya Agung itu.

Sekadar diketahui Pasar Agung Sebudi berjarak 1,6 km dari puncak Gunung Agung. Perjalanan dari Pasar Agung menuju puncak Gunung Agung bisa ditempuh selama tiga jam perjalanan.

Sementara itu, rilis dari PVMBG pos pengamatan Gunung Api Agung Rendang, menyebutkan, aktivitas masyarakat di radius 5 km melingkar di Gunung Agung yang menjadi Desa Anggota Pasebaya Agung berjalan normal seperti sedia kala.

Di Desa Sebudi, tampak warga di tegalan tetap anteng menyabit rumput. Bahkan ratusan pemedek yang sembahyang ke Pura Pasar Agung, tampak terlihat khusyuk.
“Ketenangan masyarakat dalam menghadapi bencana ini, tidak terlepas edukasi yang sudah dijalankan para relawan Pasabaya Agung dan petugas lainnya, selama ini,” terang Suara Arsana. (tio)