Gunung Agung Terbakar, Dua WNA Terjebak

gunung-agung-terbakar-dua-wna-terjebak
Kondisi Gunung Agung yang terbakar, Minggu (13/10/2024) malam

KARANGASEM, Balifactualnews.com-Dua orang warga negara asing (WNA) asal Jerman dan Rusia terjebak dalam kebakaran lereng barat Gunung Agung yang terjadi sejak, Minggu (13/10/2024) malam.  

Beruntung keberadaan pasangan WNA yang belum diketahui namanya  itu berhasil diketahui. Hingga berita ini ditulis kedua WNA tersebut tinggal menunggu proses evakuasi dari pemandu lokal, namun masih mengalami kendala di Puncak Gunung Agung.

Informasi yang berhasil dihimpun, Senin (14/10/2024) menyebutkan, hutan lereng barat Gunung Agung itu terbakar  diduga pasangan WNA yang mendaki tanpa didampingi pemandu lokal itu  sempat membuat api unggun. Dugaan itu diperkuat karena sejauh ini hutan lereng barat Gunung Agung belum pernah terbakar. Alamnya jauh berbeda dengan hutan lereng timur Gunung Agung yang kering.

“Kalau puntung rokok tidak mungkin puluhan hektar hutan hutan lereng Gunung Agung begitu cepat terbakar, karena alamnya sangat sejuk,” ucap sumber dari warga. 

Dua pasangan WNA itu nekat melakukan pendakian melalui jalur Pura Pengubengan,  sejak Minggu (12/10). Dugaan itu diperkuat setelah warga menemukan sepeda motor yang di taruh di areal Pura Pengubengan dan sampai saat ini belum kembali.

“Kami hanya melakukan pemantauan dari bawah karena target sudah ditemukan oleh pemandu lokal dan saat ini sedang dalam perjalanan turun,” kata Koordinator Pos SAR Karangasem, I Gusti Ngurah Eka Wiadnyana kepada wartawan, Senin (14/10/2024). 

Sementara itu, aksi nekat pasangan WNA yang melakukan pendakian ke Puncak Gunung Agung, sangat disayangkan oleh sejumlah warga. Pasalnya mereka nekat melakukan pendakian di tengah pemberlakuan larangan untuk mendaki  di Gunung Agung berkaitan karya Nubung Daging Tabuh Gentuh Labuh Gentuh dan Wana Kertih di Pura Pasar Agung Besakih Giri Tohlangkir, Desa Sebudi, Kecamatan Selatan, bertepatan dengan Purnama Kapat, Kamis (17/10) mendatang. 

“Kami sangat menyayangkan kejadian ini terjadi. Kami sudah membuat larangan untuk berwisata ke Puncak Gunung Agung, tapi larangan itu tetap diabaikan. Pelarangan pendakian ini kami lakukan hanya saat karya yang dilaksanakan 10 tahun sekali,” kata Seksi Publikasi Pura Pasar Agung, I Wayan Suara Arsana.

Dijelaskan, larangan aktivitas mendaki Gunung Agung mulai efektif diberlakukan sejak 1 Oktober lalu. Larangan ini berlaku disemua pos pendakian selama kurang – lebih hingga 2 bulan kedepan sampai tanggal 30 November bulan depan.

Perihal pelarangan itu sudah  disebar luas baik melalui mas media maupun media sosial. Itu dilakukan dengan harapan  informasi tersebut bisa tersebar luas dan diketahui semua pelaku pariwisata. 

 “Penutupan jalur pendakian  ke Gunung Agung ini kami lakukan sebagai bentuk Yasa Kerti dalam hal perilaku dan perbuatan serangkaian karya Nubung Daging Tabuh Gentuh Labuh Gentuh dan Wana Kertih di Pura Pasar Agung Besakih Giri Tohlangkir, Desa Sebudi,” ucap Suara Arsana. (tio/bfn)

Exit mobile version