Daerah  

Implementasi Nyepi dan Ngembak Geni

Ida Mpu Bhujangga Dharma Dhaksa Kesuma.

 

 

Nyepi dengan catur brata penyepiannya telah dilaksanakan selama 1 hari/24 jam. Dengan demikian timbul pertanyaan Apakah nyepi ini sudah berakhir ? Atau menunggu hadirnya tahun Caka 1942 yang akan datang? Menjawab pertanyaan ini tidak mesti dijawab Ia atau tidak.

Jika berpaling mulai dari makna makiis, yang dimaknai anganyut malaning bumi, dan angamet tirta amerta. Ini berarti terjadi perilaku atau perbuatan yang mengotori bumi selama hitungan 1 tahun Caka.

Untuk menghilangkan kekotoran itu upaya yang dilakukan selain dengan upacara mapekelem ke Segara, yang utama adalah melalui pelaksanaan Nyepi itu sendiri. Terus berikutnya ada kelanjutannya dengan Ngembak Geni. Orang awam mengartikan Ngembak = terbuka kesempatan. Geni = Api sebagai simbol semangat/emosi/nafsu.

Apakah nyepi tahun depan, sejak Ngembak Geni diberikan kesempatan untuk melakukan kekotoran itu. Tentu jawabannya tidak sesimpel itu. Pustaka Niti Sastra dengan jelas menyuratkan seperti ini UTSAHA TA LARAPANA KARYA SING PAGEH-PAGEHEN, dan ada lagi disebutkan TAN HANA WANG SWASTA AYU NULUS.

Menyimak Pustaka Niti Sastra tersebut, penulis berpendapat, bahwa Ngembak Geni sangat terimplementasi dalam kehidupan ini. Artinya, dalam menjalani hidup kita harus kerja….kerja….kerja…. Tentunya dalam bekerja kita akan selalu menemui hambatan atau kesalahan. Semua itu disebabkan pengaruh Sad Ripu, Sapta Timira, yang cenderung merusak usaha kita. Untuk mengatasi Sad Ripu inilah ada perenungan Nyepi.

Bila itu adanya untuk tidak menunggu waktu satu tahun guna melaksanakan nyepi, maka, nyepi dapat dilakukan setiap saat. Manakala kita terasa kemasukan Sad Ripu. Di saat marah tarik nafas menyepilah sejenak. begitu seterusnya.

Dengan demikian Nyepi bukan untuk hari Nyepi saja tapi hendaknya diimplementasikan setiap saat sebagai upaya pengendalian diri lahir bhathin.**