Latihan SAR Indonesia Australia di Bali

________________________________________________________________________________

DENPASAR – Indonesia berkerjasama dengan Australia menyelenggarakan latihan search and rescue (AUSINDO) bertempat di Bali. Kegiatan yang berlangsung pada Selasa (26/03/2019) tersebut akan melibatkan kekuata Alut (alat utama) dari kedua belah pihak. Rencananya latihan berlangsung di perairan sebelah selatan Bali, tepatnya pada posisi 080 53’ 27” S – 1150 20’ 50” E.

Basarnas sebagai tuan rumah telah mempersiapkan segala sesuatunya agar latihan dapat berjalan dengan lancar. Latihan SAR antara dua negara tetangga ini sudah sering kali dilakukan setiap tahunnya, namun masing-masing daerah memiliki perbedaan, baik dari kondisi perairan, prosedur kerja dan kearifan lokal yang tentunya sangat berbeda.

Melalui langkah demi langkah diharapkan dapat memantapkan kesiapan dalam menangani kecelakaan kapal, khususnya di perairan yang posisinya berbatasan. Kegiatan ini memiliki peranan penting untuk eksistensi Indonesia terutama di bidang SAR. Dengan adanya latihan tersebut dapat terukur kualitas dan kemampuan SDM maupun Alut SAR yang dimiliki.

Prosedur yang telah diberlakukan dalam penanganan kecelakaan di perairan antara 2 negara perlu untuk disimulasikan sehingga dapat dipahami serta ditelaah bagaimana kelanjutannya. Disamping uji coba terhadap prosedur, SDM dan Alut, perlu menjadi perhatian yakni kemampuan respon time untuk sampai pada titik tertentu.

Acara pembukaan pada hari pertama berlangsung di ruangan serba guna Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar. Direktur Kesiapsiagaan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan, Didi Hamzar, S.Sos., M.M. membuka secara langsung latihan SAR Ausindo. Sementara itu turut hadir 4 orang perwakilan dari RCC Australia. Pada kesempatan itu, akan mengundang seluruh stakeholder terkait diantaranya dari TNI / POLRI, BBMKG Wil.III Denpasar, Kantor Imigrasi Kelas I Denpasar, Kantor Wilayah DJBC Bali, Pol Air Polda Bali, Airnav Cabang Denpasar, BPBD Prov. Bali, KSOP Benoa, KPLP Benoa, KKP Kelas I Denpasar, KP3 Benoa, PT Angkasa Pura Ngurah Rai, dan PT. Pelindo III.

Koordinasi dan kerjasama lintas sektoral antara Basarnas dan instansi terkait lainnya merupakan hal yang krusial dalam operasi SAR. Keterlibatannya dalam latihan SAR adalah salah satu upaya membangun sinergitas dan keterpaduan dalam penanganan bencana, kecelakaan pelayaran, kecelakaan penerbangan ataupun kondisi membahayakan manusia.

Saat latihan SAR Ausindo hari ke dua akan disimulasikan penanganan kecelakaan di perairan, dimana menurut skenario ada sebuah kapal bernama “Happy Ocean” berangkat dari Darwin menuju Nusa Penida dengan POB 8 orang (Warga Negara Australia) yang memancarkan distress signal dan ditangkap oleh Australia RCC.

Berdasarkan laporan diketahui bahwa kapal terkena badai petir dan mengalami kebocoran di ruang dek kapal, seluruh POB menggunakan Life Jacket dan meminta dievakuasi. Selanjutnya informasi tersebut disampaikan kepada Basarnas Command Center (BCC). Dikarenakan wilayah kejadian masuk dalam wilayah kerja dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar maka upaya penyelamatan ditindaklanjuti dengan melakukan aksi berupa pengerahan personil dan Alut KN SAR Arjuna. Tak hanya pengerahan dari kekuatan SAR laut, tim udara juga digerakkan menuju posisi kecelakaan kapal. RCC Australia menerbangakan Challenger Aircraft untuk melakukan pencarian melalui pantauan udara.

Ada yang berbeda dalam latihan kali ini, yakni Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Kabasarnas), Marsekal Madya TNI. Bagus Puruhito, S.E., M.M. menyaksikan secara langsung pelaksanaan latihan SAR Ausindo melalui live video streaming. Dengan peralatan yang ada, maka setiap pergerakan di kapal, udara maupun ruang control di Kantor Basarnas Bali dapat terpantau. Tidak menutup kemungkinan teknologi itu akan digunakan saat operasi SAR yang sesungguhnya. (ani)