Daerah  

Nyepi dan Hakikat Indahnya Kedalaman

banner 120x600

(Ida Mpu Bhujangga Dharma Dhaksa Kesuma)

 

 

HIDUP  ini memang indah bila direnungkan dari rasa ada sat rasa, dari warna ada sembilan warna-warni. Campurannya juga indah bila antara peminat warna satu dengan lainnya saling menghargai.

Memelihara  keindahan ini, sejak lahir kita sudah dibekali dengan kasih sayang. Sementara di dunia ini bertebaran Sad Ripu, Sad Atatayi, Sapta Timira, yang dalam aksinya selalu menggerogoti kasih sayang itu sendiri dengan harapan untuk mewujudkan kehancuran.

Mengatasi ini, bekal untuk manusia mengatasi itu ditambah dengan Panca Yama Brata atau Panca Nyama Brata lanjut sampai pada Dasa Yama dan Dasa Nyama Barata. Namanya Brata ya tantangan, maka munculah pertarungan baik dan buruk yang lebih dikenal dengan Dharma dan Adharma. Semua itu sebagai pencerminan Buana Agung Buana Alit.

Buana Alit merupakan miniatur dari Buana Agung. Dalam kehidupannya saling mempengaruhi. Tatkala Gunung Agung mengalami kegerahan maka semua isi alam yang terdampak, utamanya orang ikut merasakan kegerahan itu, begitu pula sebaliknya tatkala di Lereng Gunung Agung di lestarikan dengan berdirinya Pura Besakih dan obyek rumah panggungnya, setiap orang yang datang ke tempat itu merasakan kesejukan.

Berangkat dari hakekat ini umat Hindu di Bali selalu ditekankan untuk berhubungan baik dengan lingkungan, disamping  memuja Tuhan, menghargai sesama sebagai perwujudan Tri Hita Karana.

Penghormatan Pada Alam

Alam semesta terdiri dari Laut, Darat dan Udara. Sebagai penghormatan pada Dewa Laut. Maka sebelum pelaksanaan Nyepi dilakukan pelelastian dan memberikan kurban ke laut karena selama ini kita cenderung mencemari laut akibat perbuatan yang dilakukan. Kurban dimaksud dengan suatu harapan menetralisir pencemaran itu. Semua ini memberi arti agar manusia menyadari untuk tidak mencemari laut, karena berbalik berdampak buruk pada kehidupan manusia.

Pada saat ini Arca lingga disucikan, karena Arca Lingga itu berbahan material sehingga tidak luput dari baik buruk. Setelah dilakukan pakelem sebagai perwujudan harmonisasi barula Angamet Tirta Amertha, sebagai air suci kehidupan.

Sementara sebagai penghormatan terhadap alam Darat, maka dilakukan upacara menurut tingkatannya sampai pada puncaknya disebut dengan tawur di Perempatan Agung. Karena di perempatan Agung itulah jantung-hatinya alam yang bisa memberi kehancuran dan kedamaian. Dalam hal ini ada upacara mecaru  pada sembilan penjuru alam untuk menyatu di tengah sebagai titik nol.

Dari Nol inilah kita akan bisa melihat baik buruk. Begitu pula dari titik nol yang letaknya ditengah ini kita akan bisa melihat ke delapan penjuru termasuk sebelas tengah atas dan bawah. Begitu penting nya nilai nol itu. Nol sebagai simbol windu, bukan berarti kosong di dalamnya sarat isi dan makna

Ini pula tercermin pada diri kita ,titik nol itu adanya di dada di jantung-hati, untuk mencapai kekosongan inilah saat nyepi dilakukan Brata dengan Catur Brata penyepiannya. Sedangkan, penghormatan pada alam udara, maka di saat nyepi ada Barata Amati Geni, total tidak ada aktivitas yang menyebabkan terjadinya polusi udara. Maka jelaslah pada saat nyepi diharapkan kita umat menyadari akan merasakan terkekang.

Indahnya di Dalam

Disaat kita mampu mengendalikan diri dari perasaan terkekang, dengan mengikuti Brata Penyepian di tambah upawasa dan monanya. Maka niscaya didalam hati kita akan merasakan keindahan. Keindahan itu akan terasa manakala dilakukan tulus dan penuh keyakinan, untuk memperoleh kedamaian. Di dalam akan terjadi perenungan warna warni apa yang kita lakukan selama ini.

Ya… dalam satu tahunlah, karena Nyepi itu berputar dalam hitungan tahun saka. Seperti Nyepi tahun saka 1941  yang sebentar lagi akan dilaksanakan umat sedharma. Kita tidak usah mengutuk perbuatan salah yang terlanjur dilakukan atau terlalu menyanjung perbuatan baik yang dilakukan. Bukalah fail kehidupan itu. Ke depan hapuslah noda hitam dengan air mineral amerta yang tertanam dalam hati. Lakukanlah niscaya kita akan ketemu warna warni kehidupan yang Indah di dalamnya.***