Orang Tua Kadek Sepi Bersumpah tak Lakukan KDRT

banner 120x600

* Sebelum Meninggal Dunia, Warga Terdekat Sempat Memberi Pertolongan

I Nengah Kicen dan istrinya Ni Nyoman Sutini

KARANGASEM, Balifactualnews.com—Kematian I Kadek  Sepi (13), bocah kelas VI SD asal Banjar Babakan, Desa Purwakerti, Kecamatan Abang, Karangasem, berbuntut panjang, menyusul laporan dari sepupunya, I Ketut Eka Putra ke polisi. Dalam laporannya dia menyebutkan, bawa pria empat orang saudara (satu orang sudah duluan berpulang ),  itu meninggal karena tidak wajar.

Laporan tersebut langsung di atensi Satuan Reskrim Polres Karangasem,  selain melakukan pendalaman penyelidikan, jasad korban  yang  dikebumikan di kuburan Desa Adat  Linggawana, Desa Kertha Mandala, juga sudah dilakukan otopsi Tim Forensik RSUP Sanglah di pimpin dr Dudut Rustyadi.

Bukan hanya itu,  jasad korban yang dilarang untuk dikebumikan lagi di kuburan setempat,  juga sudah dikremasi di krematorium Punduk Dawa, Kecamatan Dawan Klungkung,  usai pelaksanaan otopsi, Selasa 5 Oktober 2021.

Kerabat Kadek Sepi dan keluarga, menyayangkan laporan sepupunya itu.  Orang tua almarhum, I Nengah Kicen kepada Bali Factual News, menuturkan, sebelum kejadian (Kadek Sepi meniggal dunia Red), enam kerabat terdekatnya sempat memberikan pertolongan kepada anaknya,  hingga dia berani keluar rumah untuk mencari balian.

“Saya bersumpah tidak melakukan KDRT.  Anak saya sering menderita sesak nafas dan kejang-kejang seperti epilepsi,” tutur  Kicen saat ditemui disela-sela pelaksanaan otopsi anaknya.

Didampingi kuasa hukumnya I Wayan Lanus  Artawan SH, pengakuan Kicen itu dibenarkan oleh istrinya Ni Nyoman Sutini. Dia menuturkan, sebelum kejadian, Selasa 21 September 2021 anak keduanya bermain layang-layang bersama adiknya yang masih berusia 6 tahun di lapangan Bukit Sebau, wilayah Banjar Babakan.

“Dia pulang  dari bermain layang-layang sekitar pukul 14.00 Wita, lalu bermain robot-robotan di teras rumah bersama anak saya yang nomor tiga. Saat Kadek bangun tiba-tiba terjatuh dalam posisi tengadah dengan kepala lebih dulu menyentuh lantai,” tutur Sutini.

Ditengah kepanikan melihat Kadek Sepi pingsan, lanjut Sutini, suaminya I Nengah Kicen  meminta pertolongan kepada tetangga terdekat, diantaranya, Ketut Sidra, Nyoman Sija, Nengah Merta, Nengah Sujana, Nyoman Kreni dan Ketut Sutrama.

Tiba di rumah, enam orang tetangganya itu melihat Kadek Sepi kejang-kejang dan langsung membuka pakaian yang digunakan  karena berisi muntahan dan  kotoran  pada celananya karena mencret. Sampai disini Kadek Sepi masih bernafas, namun kondisinya makin kritis  hingga membuat Kicen (ayahnya) mencari  balian ke wilayah Kaangkaang (seputaran Desa  Culik) . Tapi, belum sempat mendapat obat dari sang balian anaknya keburu meninggal dunia.

“Saat  saya bersama balian tiba dirumah sekitar pukul 18.00 Wita, Kadek  masih dalam posisi telanjang dan sudah meninggal dunia. Saat itu, saya tidak melihat ada tanda membiru pada bagian leher, juga pada bagian dadanya. Tanda   itu baru terlihat setelah dua  hari, Kamis 23 September 2021, ketika jenazah Kadek mau dimandikan untuk dikubur di Setra Desa Adat Linggawana,” pungkas Kicen saat menuturkan kronologis   kematian anaknya itu. (tio/bfn)