Padangbai Geger, Guru Asal Cekik Meninggal Mendadak di Jalan Mimba

banner 120x600
Korban I Nyoman Nirta saat akan dievakuasi ke Puskesmas Manggis 1

KARANGASEM, Balifactualnews.com—Warga Desa Padangbai,  Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali, geger. Penyebabnya seorang guru bernama I Nyoman  Nirta, asal Desa Cekik, Tabanan, ditemukan pingsan  dan meninggal dunia di jalan Mimba, tepatnya depan balai masyarakat Desa  setempat, Jumat 11 Juni 2021 malam.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, korban yang tinggal di  Banjar Tojan Tegal, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, ditemukan tergeletak oleh seorang petugas Polsek Manggis bernama AIPDA Dwi Widia Widiarto, sekitar pukul 19.50 Wita.

Kapolsek KP3 Padangbai,  Kompol I Made Suadnyana,  dikonfirmasi, Sabtu 12 Juni 2021 membenarkan kejadian itu. Dia mengatakan, anggota Polsek Manggis itu menemukan korban tergeletak saat hendak melaksanakan dinas. Namun sebelum patroli di seputaran Padangbai, dia sempat mampir ke rumah I Nyoman Suastika, dekat Pasar Padangbai.

“Saksi berangkat dari asrama Polsek Manggis melalui jalan Mimba, tepatnya di depan balai masyarakat Desa Padangbai menemukan korban tergeletak di tengah jalan.  Saat itu juga korban langsung diangkat ke warung pinggir jalan. Namun setelah diperiksa dengan seksama, ternyata korban sudah meninggal dunia,” terang Kapolsek.

Memastikan korban sudah tidak bernyawa, petugas KP3 Padangbai bersama petugas kesehatan Pelabuhan Padangbai turun ke lokasi kejadian, selanjutnya korban  dibawa Pukesmas 1 Manggis. Hasil pemeriksaan medis,  dipastikan bawa korban sudah meninggal dunia 1 jam sebelumnya.

Terhadap kejadian itu, sampai saat ini petugas kepolisian  masih melakukan pendalaman terhadap penyebab kematian korban itu. Pasalnya dari visum luar yang dilakukan,  petugas tidak menemukan tanda-tanda kekerasan  pada tubuh korban.

“Yang jelas korban meninggal dunia karena pingsan, tapi penyebab lainnya masih kita selidiki.  Pihak keluarga bilang  kalau korban sudah lama mengidap sakit paru-paru,” terang Kapolsek.

Gede Wira  salah seorang Petugas Karantina Pertanian yang kantornya bersebelahan dengan tempat kejadian, mengatakan, bahwa korban memang sering menitipkan kendaraan di kantornya untuk selanjutnya menyeberang menuju pelabuhan Lembar, NTB. “Korban bekerja sebagai guru di Lombok, NTB. Setiap akan menyeberang korban sering kerap menitipkan kendaraan di Kantor Karantina,” ucap Wira kepada petugas.

Sementara itu, anak korban Sri Gianto, kepada petugas menuturkan, bahwa  ayahnya memang memiliki riwayat penyakit paru – paru  dan rutin melaksanakan pengobatan setiap bulan. “Bapak  sudah lama menderita sakit paru-paru, tapi  saya kurang tahu kalau sakit yang beliau derita menjadi penyebab kejadian ini,” jelasnya.  (tio/bfn)