Semarakkan Bulan Bahasa Bali, Pasikian Yowana Kecamatan Selat Gelar Wimbakara  Mepadik

banner 120x600
Wimbakara Mepadik, bagian dari upaya peletarian tradisi budaya yang dilombakan Pasikian Yowana Majelis Desa Adat Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, serangkaian Bulan Bahasa Bali IV. 

KARANGASEM, Balifactualnews.com—Menyemarakkan Bulan Bahasa Bali IV, Pasikian Yowana Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, menggelar  Wimbakara (lomba) Mepadik yang dipusatkan di wantilan Kantor Camat Selat, Sabtu (19/2/2022)

Selain dihadiri Bendesa Alit MDA Kecamatan Selat, Jro Komang Sujana,   Lomba  yang melibatkan lima pasang peserta itu, juga dihadiri Camat Selat I Nengah Danu, dan intansi terkait lainnya.

Pantauan dilapangan,   lomba mepadik  yang digelar PasikianYowana Kecamatan Selat, tergolong unik dan sangat tidak lazim. Pasalnya, empat tahun sudah event Bulan Bahasa Bali digelar, lomba  lebih banyak difokuskan pada nyurat (menulis) sastra bali, membaca sastra bali dan mesatua bahasa Bali.

Manggala Pasikian Yowana Kecamatan Selat,  I Kadek Agus  Aditya  Kusuma, ditemui di sela-sela gelaran lomba, mengatakan, digelarnya lomba mepadik itu, berangkat dari kegusarannya   terhadap tradisi dan budaya memadik yang ada di wilayahnya akan semakin punah.

Kegelisahan Pasikian Yowana Kecamatan Selat itu, cukup beralasan.  Pasalnya, sejauh ini belum ditemui   para yowana yang berani  ambil bagian sebagai juru paos (juru bicara) berkaitan upakara tersebut, baik dari pihak mempelai wanita maupun pihak mempelai laki-laki.

Bendesa Alit MDA Kecamatan Selat, Jro Komang Sujana (tiga dari kanan) bersama Manggala Pasikian Yowana Kecamatan Selat, Kadek Agus Aditya Kusuma (dua dari kiri) memencet tombol menandai pelaksanaan Bulan Bahasa Bali  Desa Adat dan Banjar Dinas Se-Kecamatan Selat.

“Mudah-mudahan Wimbakara Mepadik yang kami gelar ini, bisa menginsfirasi para Yowana di Kecamatan Selat untuk ambil bagian dalam pelestarian tradisi budaya ini,” ucap  Kadek Agus Aditya Kusuma.

Peserta lomba, kata  Agus Aditya, perwakilan dari  keluarga besar mempelai. Bobot penilaian ada pada penguasaan materi, penggunaan sor singgih bahasa Bali,  gesture saat menjadi juru paos  yang muncul dari dalam hati nurani peserta dan bukan karena menghafal.

“Lomba melibatkan seluruh Desa Adat yang ada di Kecamatan Selat, namun  dibagi menjadi delapan wilayah kedinasan dengan peserta lima pasang mempelai,” tandasnya.

Bendesa Alit MDA Kecamatan Selat, Jro Komang Sujana, sangat mengapresisi lomba  yang digagas pasikian Yowana di wilayahnya. Dukungan yang diberikan bukan sebatas moral,  juga mendukung dari sisi pendanaan.

“Kami salut, karena Pasikian Yowana MDA Kecamatan Selatan  sudah memiliki lompatan kreatif dalam menjaga tradisi budaya yang sangat sakral.  Wimbakara Mepadik  serangkaian Bulan Bahasa Bali IV, merupakan bagian dari pelestarian tradisi budaya yang   ada di 27 Desa Adat,” ucap Jro Komang Sujana.

Sujana mengatakan, seharusnya pesertanya  27  pasang. Namun, karena  materinya dinilai sulit  peserta yang terlibat dalam lomba hanya lima pasang, mewakili delapan wilayah kedinasan yang ada.

“Kami akan terus mendorong Yowana  Kecamatan Selat untuk selalu membangun kreatifitas dalam menjaga tradisi budaya yang ada dimasing-masing desa adat.  Mudah-mudahan Wimbakara Mepadik yang digelar  serangkaian Bulan Bahasa Bali ini bisa  menginfirasi  desa adat lainnya di Karangasem,” pungkasnya. (tio/bfn)