Utama  

Tiba di Bali, Prabowo Mengaku Muak Penyakit Korupsi di Indonesia

banner 120x600

________________________________________________________________________________

DENPASAR – Ribuan warga tumpah ruah menyambut kehadiran calon Presiden RI nomor urut 2 di Lapangan Kompyang Sujana, Selasa (26/3/2019) Denpasar, sore tadi.

Pada kesempatan itu, Purnawirawan Jendral TNI “Baret merah” itu mengaku sangat ingin membersihkan mental pejabat korupsi. Bahkan rasa muak dan kecewanya ia lontarkan dalam orasi dihadapan ribuan simpatisan yang menginkan Indonesia memilih Prabowo sebagai Presiden.

Prabowo Subianto mengatakan, sejak usia 18 tahun dirinya sudah bersumpah untuk memberikan jiwa dan raga untuk rakyat dan bangsa Indonesia. Sekarang di usia 68 tahun, komitmennya pun tetap sama dan tidak berubah.

Ia bahkan membandingkan dirinya dengan Mahathir Mohamad, yang kembali menjadi Perdana Menteri Malaysia di usia 93 tahun. Hal itu dilakukan Mahatir, yang sesungguhnya sudah ingin istirahat dari panggung politik, karena melihat korupsi yang parah di Negeri Jiran itu.

“Pak Mahatir Mohamad di Malaysia, umur 93 tahun jadi Perdana Menteri lagi. Padahal dia mau istirahat. Tetapi melihat negara yang porak – poranda, korupsi sudah terlalu banyak, dia turun gunung,” kata Prabowo.

Dan apa yang dilihatnya soal kasus korupsi juga dilihat di Indonesia yang sudah terlalu banyak. “Saya muak dengan korupsi di Indonesia. Saya tidak rela rakyat saya susah, sementara segelintir orang foya – foya di atas korupsi. Saya tidak rela!” imbuhnya.

Menurut dia, dirinya mempertaruhkan jiwa dan raga selama menjadi tentara, bukan untuk menyaksikan negara ini dirampok atau melihat segelintir orang foya – foya karena korupsi.

Itu sebabnya, ia kembali bertarung pada Pilpres 2019 ini, dan ingin membawa rakyat Indonesia ke luar dari penderitaan mereka.

Prabowo pun mengajak seluruh masyarakat Indonesia, khususnya di Pulau Dewata,agar tidak mengabaikan momentum pencoblosan tanggal 17 April mendatang. Sebab di hari itu, rakyat yang memegang kedaulatan sekaligus menentukan pemimpinnya.

Jika salah memilih, kata Prabowo, maka bukan hanya lima tahun negara ini akan menderita, tetapi mungkin bertahun – tahun lamanya.

“Saya yakin, saudara – saudara berdiri di sini bukan untuk diri sendiri, bukan untuk Prabowo atau Sandi, tetapi untuk anak-anak dan cucu-cucumu. Jadi, jangan salah memilih,” tegasnya mengingatkan. (ibu/tio)