Anggota Polisi Penjaga TPS Meninggal

banner 120x600

________________________________________________________________________________

BULELENG – Seorang anggota polisi meninggal diduga akibat kelelahan menjaga TPS saat Pemilu berlangsung. Anggota polisi itu bernama Ipda. Ketut Artawan yang sehari-hari berdinas sebagi Panit I Lantas Polsek Pekutatan. Almarhum (Alm) Artawan meninggal setelah mengeluh sakit usai menjaga TPS saat Pemilu 7 April 2019 lalu di Kecamatan Pekutatan, Jembarana, Rabu (7/4//2019) lalu. Sebelum meninggal, Artawan sempat mendapat perawatan medis dirumah sakit.

Kabar meninggalnya Ketut Artawan cukup membuat syok keluarganya termasuk istrinya, Anik Sulistiyani (45). Saat ini jenazahnya disemayamakan dirumah duka di Dusun Gunung Ina, Desa Lokpaksa, Kecamatan Seririt untuk diperabukan pada Jumat (26/4/2019) hari ini di setra desa setempat.

Menurut penuturan Anik Sulistiyani, sebelum berangkat melakukan tugasnya untuk pengamanan TPS di wilayah Pekutatan, suaminya sempat mengeluh kurang enak badan. Namun karena tanggungjawab tugasnya, terlebih lagi tidak mendapatkan izin bertugas karena sakit dari atasannya, suaminya tetap berangkat untuk menjaga TPS di wilayah Kecamatan Pekutatan yang berjarak cukup jauh dengan tempat tingalnya di Desa Gumrih, Kecamatan Jembrana.



Saat itu Anik mengaku, sempat khawatir akan kondisi suaminya. Sehingga ia sempat menghubungi suaminya melalui handphone. Namun saat itu suaminya mengatakan, bahwa kondisinya kurang membaik.

“Suami saya sempat mau izin tapi tidak diberikan. Saat itu sore hari saya sempat dihubungi oleh almrahum dan mengabarkan semakin kelelahan dan hanya tergeletak tiduran ditempat pengamanan,” kata Anik.

Karena merasa sudah tidak kuat, akhirnya Artawan meminta izin untuk pulang sekitar pukul 16.00 wita. Sampai dirumah, menurut Anik, suaminya mulai mengeluhkan kondisinya semakin parah. Selanjutnya, suaminya kemudian dibawa ke UGD Rumah Sakit Bali Med yang ada di Jembrana.


Baca :


“Dirumah sakit dirawat dan tensinya normal termasuk juga diambil darahnya. Katanya, ada peningkatan infeksi,” tutur Anik.

Setelah itu, lanjut kata Anik, suaminya dibawa pulang meski kondisinya masih belum membaik. Namun esok pagi harinya, suaminya masih sempat minta dibuatkan bubur dan nasi padang. Setelah satu jam usai menyantap nasi padang, kondisi suaminya semakin memburuk, mengigau dan mengeluh kehilangan penglihatan.

Karena semakin parah, keesokan harinya almrahum dibawa ke rumahnya di Desa Lokapaksa sebelum dirujuk ke RSUD Buleleng. Selanjutnya, di RSUD Buleleng ini suaminya sempat dirawat selama 2 hari sebelum akhirnya dinyatakan meninggal.



“Di RSUD sekitar 2 hari dirawat diruang ICU dan setengah hari di UGD. Setelah koma, akhirnya meninggal sekitar pukul 15.45 Wita,” ujar Anik.

Sementara menurut penuturan kakak Artawan, Made Wijanarka, adiknya itu sempat memiliki riwayat sakit hepatitis. Sehingga, sangat rentan kambuh ketika dalam kondisi lelah.

“Almarum dulu pernah mengidap hepatitis dan itu rawan kambuh jika kelelahan. Saya menduga hepatitis almarhum kambuh akibat terlalu capek,” ungkap Wijanarka.

Jenazah alamrhum Artawan dilakukan prosesi ngaben pada Jumat (26/4/2019) hari ini di Setra Desa Pakraman Lokapaksa. Prosesi upacara pengabenan almarhum Artawan, dihadiri langsung Kapolres Buleleng bersama Kapolres Jembrana. (sri/tio)