Berkunjung ke SMPN 3 Abang, Ketua DPRD Karangsem Dapat Keluhan Kekurangan Guru

banner 120x600


KARANGASEM, Balifactualnews.com Sektor pendidikan dan kesehatan di Karangasem mendapat perhatian serius DPRD Karangasem. Hal itu dilakukan untuk mendongkrak nilai IPM Karangasem yang saat ini masih terendah di Bali. Seperti dilakukan, Kamis (10/10/19), Ketua DPRD Karangasem I Gede Dana menyempatkan diri untuk mengunjungi SMPN 3 Abang. Sekolah yang memiliki 507 siswa, itu sampai saat ini masih mengalami kekurangan guru pengajar.



“Jumlah siswa sebanyak itu kami cukup kewalahan untuk proses belajar mengajar karena jumlah gurunya terbatas,” ucap kepala SMPN 3, Ida Wayan Sugata disela-sela kunjungan Ketua DPRD Karangasem I Gede Dana ke sekolah yang dipimpinnya, pagi tadi.

Dikatakan, keluhan kekurangan guru pengajar itu sudah sempat disampaikan ke Bupati melalui Dinas Pendidikan Karangasem. Namun sampai saat ini belum ada respon. “Usulan secara lisan sudah, tertulis juga sudah, tapi tetap tidak mendapat jawaban dari pemerintah,” ungkpanya.

Dikatakanya, dengan jumlah 507 siswa, guru yang ada cukup kewalahan dalam proses belajar mengajar. Yang paling mendesak dan sangat diperlukan yakni guru IPA dan Bahasa Inggris. Saat ini, guru IPA dan Bahasa Inggris jumlahnya masing-masing dua orang. Sekarang guru IPA mulai kekurangan karena sudah dijadikan kepala sekolah.

Atas kekurangan guru pengajar di sekolah yang dipimpinnya itu, Sugata berharap DPRD Karangasem bisa memperjuangkannya. “Kami berharap Pak Ketua bisa mencarikan solisi terhadap kekurangan guru ini,” pintanya.



Sementara itu, Gede Dana mengaku sangat menyayangkan kondisi kondisi SMPN 3 Abang yang sampai saat ini masih mengalami kekurangan guru. Terhadap kondisi itu, Gede Dana mendesak Pemkab Karangasem bisa lebih memprioritaskan pengisian guru di sekolah-sekolah pinggiran.

“Saya yakin itu bisa, sepajang mereka diberikan tunjangan lebih,” ujar Gede Dana. Gede Dana juga meminta kepada jajaran guru dan kepala sekolah untuk mencari tahu kenapa anak sampai tidak melanjutkan ke SMA. Karena dari data yang dimiliki 172 siswa tamat SMPN, yang tidak melanjutkan ke SMA 35 orang. “Benang merah persoalan ini harus ditemukan. Dan pemerintah mesti bisa mecarikan solusi atas persoalan itu,” pungkas Gede Dana. (asa/ger/tio)