BADUNG, Balifactualnews.com–Debat perdana Pilkada Karangasem di Bali Nusa Dua Conference Centre (BNDCC), Badung, dengan tema kesejahteraan masyarakat dan memajukan daerah belum begitu klimaks.
Ketiga pasangan calon yakni. I Wayan Kari Subali-I Ketut Putra Ismaya Jaya (Karisma), I Gede Dana-I Nengah Swadi (Nadi), serta I Gusti Putu Parwata-Pandu Prapanca Lagosa (GP), sama-sama tampil tampil cangguh, bahkan ada yang keseleo lidah dengan menyebut penguatan pangan melalui tanam kapas. Minggu, 27 Oktober 2024, sore, suasana gedung BNDCC, tempat dilaksanakannya debat publik perdana Pilkada Karangasem, seperti panggung ketoprak.
Karisma yang tampil agak selengean, berhasil mencuri panggung dalam debat yang dipandu Putu Panca Wardana dan Ni Made Ras Amanda Gelgel, itu.
Mendapat kesempatan tampil paling pertama dalam debat itu, Karisma sesumbar untuk menyumbangkan gaji dan pendapatan yang sah kepada masyarakat, serta siap dihukum mati jika korupsi, Karisma malah lebih banyak jualan keberhasilan Geredeg saat menjabat sebagai Bupati Karangasem dua periode dengan ikon dermaga Kapal Pesiar di Tanah Ampo, Manggis.
Saat menjawab pertanyaan panelis tentang tema dan kesejahteraan masyarakat dan memajukan Karangasem, Karisma langsung “ngegas”.
“Gampang itu. Jawabannya. lanjutkan pembangunan Kapal Pesiar di Tanah Ampo dan Hidupkan Pasar Seni Manggis yang sudah di bangun Pak Wayan Geredeg,” ucap calon Bupati Karangasem dari jalur Independen, I Wayan Kari Subali.
Jawaban Kari Subali itu langsung ditimpali calon wakilnya, Ketut Putra Ismaya Jaya. Dia mengatakan, untuk memajukan daerah, air melimpah yang ada di Karangasem harus diberdayakan. Caranya? Pendistribusian air Telaga Waja harus dituntaskan untuk masyarakat.
“Dengan dilanjutkannya operasional Dermaga Kapal Pesiar, air Telaga Waja ini bisa kita jual ke kapal pesiar. Dengan banyaknya kapal pesiar yang lego jangkar di Karangasem otomatis akan membawa dampak domino terhadap perekonomian masyarakat,” sambung Ismaya Jaya.
Sedangkan paslon Nadi (Gede Dana-Nengah Swadi), yang merupakan calon petahana, lebih banyak menggeber keberhasilan yang dicapai dalam empat tahun memimpin Karangasem. Salah satu program yang diakui telah berhasil adalah program antar jemput pasien (AJP). Atas keberhasilannya itu, Nadi akan melanjutkan program tersebut dengan menambah armada AJP satu Desa satu AJP.
Dihadapan dua pasang kopetitornya, Gede Dana yang notabene sebagai calon bupati petahana terlihat sangat menggebu-gebu. Jika terpilih kembali untuk memimpin Karangasem, Gede Dana akan membangkitkan sektor pertanian. Selain untuk menggerakkan perekonomian juga untuk penguatan pangan masyarakat. Gede Dana tampak keseleo lidah. Dia padankan penguatan pangan masyarakat dengan menanam kapas, yang sejauh ini belum ada hasil yang membanggakan.
“Selain menggerakkan sektor pertanian untuk menguatkan pangan masyarakat, kami juga akan lanjutkan penanaman kapas,” ucap Gede Dana.
Sementara itu, paslon nomor urut 3, I Gusti Putu Parwata dan Pandu Prapanca Lagosa, kendati baru pertama kali tampil dalam debat publik, pasangan calon yang diusung partai Nasdem, Golkar dan Partai Buruh, terlihat sangat konsisten untuk menurunkan tarif PDAM yang saat ini sangat membebani masyarakat.
“Persoalan air merupakan hak dasar masyarakat yang wajib untuk dipenuhi. Sebagai perusahaan milik daerah, PDAM dibentuk seharusnya lebih mengedepankan misi sosial dan bukan semata-mata untuk mengejar keuntungan. Jika kami mendapatkan amanah masyarakat untuk memimpin Karangasem, hal paling pertama yang saya bereskan adalah menurunkan tarif PDAM yang sampai saat ini sangat membebani masyarakat. Beban sudah tinggi, tapi fakta yang ada malah air PDAM sering mati dan hanya mengeluarkan angin saja,” ucap I Gusti Putu Parwata yang ditimpali calon wakilnya Pandu Prapanca Lagosa. (tio/bfn)