Disuntik Antibiotik, Pasien Seksak Nafas Meninggal Dunia

banner 120x600

*RSUD Karangasem Sebut Probable Covid-19

dr Putu Hartawan Mataram didampingi Kepala IGD RSUD Karangasem dr Puspa menegaskan Ni Komang Sulistiawati meninggal Dunia karena probable Covid-19

KARANGASEM,Balifactualnews.com-Ni Komang Sulistiawati, meregang nyawa setelah disuntik obat antibiotik cair, ketika berobat di IGD RSUD Karangasem, Rabu 30 Juni 2021.

Beberapa  jam berselang, pasien asal Banjar  Abiansoan, Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebadem,  itu meninggal dunia saat dirawat diruang ICU rumah sakit plat merah tersebut. Hasil pemeriksaan medis, pasien  diindikasikan (probable) covid-19.

Suntikan antibiotik yang dilakukan tim medis IGD,  sejatinya  sudah sempat diprotes, baik  oleh  Komang Sulistiawati sebelum meninggal dunia maupun suaminya   I Made Kerta. “Saya sudah bilang, bahwa istri saya alergi obat antibiotik cair, tapi  dokter tetap saja menyuntikkan obat itu,” ucap Kerta Wijaya kepada wartawan   Kamis (1/7).

Dia menuturkan, sebelum  ke RSUD Karangasem, dia berencana mengajak istrinya untuk melakukan cuci darah ke RSUD Klungkung.  Tapi rencana itu buyar karena isrinya mengalami sesak nafas. “Saya membawa istri untuk berobat ke rumah sakit dengan naik sepeda motor. Kendati agak sesak,  bicaranya juga masih bagus. Bahkan saat berjalan menuju UGD juga  lancar.  Tapi kondisi istri saya mulai kritis setelah disuntik antibiotik dan langdung dibawa ke ruang ICU. Sekitar pukul 18.00 wita istri meninggal dunia,” tuturnya.

Jenazah Ni Komang Sulistiawati saat dimandikan petugas kamar jenazah dengan menerapkan Prokes ketat

Direktur RSUD Karangasem, dr I Wayan Suardana, mengatakan,  dari laporan yang didapatkan, bahwa pasien yang masuk merupakan pasien suspek covid-19. “Karena probable covid-19, maka penanganannya pasti sesuai SOP covid-19,”ucapnya.

Dipihak lain,  dr Spesialis Penyakit Dalam, Putu Hartawan Mataram didampingi Kepala IGD RSUD Karangasem dr Puspa,  kepada wartawan, menjelaskan,   bahwa saat baru datang, pasien tersebut dengan kondisi sudah sesak. Dari riwayat medis yang didapatkan,  disebutkan pasien yang ditanganinya itu memiliki riwayat gagal ginjal dan sudah lama menjalani cuci darah.

“Hasil rotgen terlihat sangat jelas, paru-paru pasien di sebelah kiri sudah putih. Kami curiga ada cairan di paru-paru kiri, karena hanya menyisakan 1/3 ruang paru-paru untuk bernafas,” paparnya.

Curiga pasien mengalami infeksi paru,  kata dr Putu Hartawan,   sesuai SOP  suntikan antibiotik harus segera dilakukan. Bila terlambat, maka akan memperparah infeksi yang dialami pasien.  “Itu bisa memperburuk vitalitas dan  metabolisme dalam tubuh. Kita juga lakukan itu sesuai dengan SOP.  Sebelum disuntik antibiotik,  jugassudah dilakukan test skin, dan tidak ada masalah.  Semua tindakan yang kita lakukan sudah sesuai prosedur yang ada.  Kalau dibilang alergi obat antibiotik, maka reaksinya akan muncul gatal-gatal dan buka  mual,” pungkasnya (tio/bfn).