Pondasi rumah salah seorang warga pesisir Tanah Ampo, Desa Ulakan, Manggis, ambrol tergerus gelombang pasang
KARANGASEM,Balifactualnews.com—Gelombang pasang (Gelompas) mengamuk di perairan timur Bali, Kamis (24/6). Ombak setinggi 2,5 meter tidak hanya berimbas pada operasional Dermaga II Padangbai, puluhan pondok nelayan milik nelayan Tanah Ampo, Desa Ulakan, Kecamatan Manggis, juga hilang tergerus arus laut.
Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD), I Nyoman Agus Sugiarta, ditemui di kantornya, mengatakan, tingginya gelombang pantai di perairan timur Bali (Selat Lombok) sudah terjadi sepekan lalu. Anomali arus laut itu, membuat operasional Dermaga II Padangbai dilakukan dengan sistem buka tutup.
“Saat ini operasional dermaga II kita lakukan buka tutup. Saat gelombang pasang seperti sekarang proses bongkar muat sangat susah dan berbahaya. Posisinya yang berhadapan langsung dengan laut sangat beresiko untuk penumpang,” ucap Agus Sugiarta.
Sejak Gelompas menerjang perairan Timur Bali, kata Agus Sugiarta, BPTD Padangbai hanya mengoperasikan Dermaga I untuk melayani arus penyeberangan Padangbai-Lembar dan bongkar muat barang. Kendati mengoperasikan satu dermaga, Agus Sugiarta mengatakan tidak begitu krodit, karena sejak tol laut Ketapang-Lembar dibuka, arus penyeberangan ke Lombok melalui Pelabuhan menunjukkan penurunan aktivitas.
“Penyebrangan Padangbai-Lembar masih lancar, tidak sepadat sebelumnya. Penumpang dan kendaraan yang akan nyebrang ke Lembar masih bisa kita hitung dengan jari,” jelasnya.
Gelompas juga mengamuk di labuan Amuk (Pelabuhan Tanah Ampo), Manggis, menghanyutkan puluhan pondok nelayan dan membuat pondasi rumah milik tiga warga di pesisir Tanah Ampo jebol.
Puluhan pondok nelayan itu, merupakan tempat bagi para nelayan Tanah Ampo untuk menaruh menyimpan jaring penangkap ikan. Untungnya semua jaring yang tersimpan disana sudah diambil pemiliknya.
“Ombaknya sejak kemarin pagi sudah tinggi, terus siang sekitar jam 12.00 Wita hilang lagi. Tapi hari ini yang paling keras,” ucap I Wayan Darma.
Gelombang pasang yang menerjang pesisir Tanah Ampo, membuat membuat tiga pondasi rumah warga setempat ambrol. Tiga warga yang rumahnya dihantam Gelompas itu, yakni, I Nengah Selamet (38), I Nengah Kariasa (46) dan I Made Darmayasa. Kerugian yang dimunculkan akibat bencana itu antara Rp 10 juta hingga Rp 50 juta. Bukan hanya itu, Gelompas yang menghantam rumah tiga warga itu, membuat mereka mengungsi ke rumah keluarga masing-masing yang berada di Desa.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Karangasem IB Ketut Arimbawa, mengatakan, pihaknya sudah melakukan assessment terhadap dampak Gelompas yang menerjang warga di pesisir pantai Tanah Ampo itu. Mengingat cuaca laut yang kurang bersahabat, pihaknya menghimbau agar warga semakin meningkatkan kewaspadaan.
“Demi keamananan, warga yang tinggal di dekat pantai kita minta untuk sementara mengungsi ke rumah tetangga atau keluarga terdekat,” pungkas Arimbawa. (ger/bfn)













