Ini Himbauan Bupati Mas Sumatri Jelang Perayaan Nyepi 1941

banner 120x600
Bupati Karangasem IGA Mas Sumatri

 

 

KARANGASEM—Bupati IGA Mas Sumatri dan Wakil Bupati I Wayan Artha Dipa, mengajak masyarakat untuk mulat sarira. Himbauan itu disampaikan menyusul pelaksanaan Nyepi Saka 1941 tahun ini bertepatan dengan tahun politik.

“Nyepi dan pemilu sama-sama penting, mari bersama-sama untuk menjaga kondusifitas dan kedamaian, serta saling menghargai antar sesama,” himbau Bupati.

Kaitan dengan pelaksanaan Nyepi, Bupati juga menyampaikan Selamat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941 kepada umat sedharma yang jatuh pada hari Kamis 7 Maret 2019. Menurut Bupati kondusifitas dan kedamaian adalah harga mati, yang tak bisa digoyahkan oleh perbedaan pilihan politik. Apalagi saat ini Karangasem sedang berkonsentrasi mewujudkan Karangasem Cerdas, Bersih dan Bermartabat berlandaskan Tri Hita Karana.

“Tahun politik jangan memengaruhi kedamaian masyarakat. Jalankan Catur Bratha Penyepian dengan introspeksi diri atau mulat sarira, agar tercipta keseimbangan Bhuana Alit dengan Bhuana Agung,” kata Bupati Mas Sumatri.

Didamping Wabup Artha Dipa, Mas Sumatri mengatakan, perayaan Nyepi merupakan warisan leluhur yang mengandung nilai-nilai luhur. Hal ini tercermin dari Catur Brata penyepian yang senantiasa menjadi pedoman dan penuntun bagi umat Hindu dalam melaksanakan prosesi Nyepi.

“Catur Bratha Penyepian, seperti yang kita ketahui bagiannya, yakni tidak menyalakan api, tidak beraktivitas, tidak ke luar rumah, dan tidak bersenang-senang atau berfoya-foya. Marilah setahun sekali kita implementasikan ajaran yang adi luhung ini dengan khidmat,” pintanya.

Bupati mengajak, umat Hindu membangun kebanggaan diri karena diberi kesempatan turut menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur yang telah ada di negeri ini sejak dahulu. Hari Raya Nyepi dan hari-hari raya umat Hindu lainnya merupakan tonggak-tonggak peringatan penyadaran dharma. Oleh karena itu kegiatan dalam menyambut datangnya hari-hari raya itu semestinya tidak pada segi hura-hura dan kemeriahannya, tetapi lebih banyak pada segi tattwa atau falsafahnya.

Sebagai orang nomor satu di Karangasem, ia mengimbau instansi pemerintah dan swasta yang mengemban tugas pelayanan pada Hari Raya Nyepi agar menyiapkan petugasnya sehari sebelum Hari Raya Nyepi dilaksanakan. Serta bersama-sama menertibkan peredaran dan penggunaan minuman keras (Miras) di wilayah kerjanya masing-masing.

Pada kesempatan yang sama, Wabup Artha Dipa menyebut, Nyepi merupakan Hari Raya Umat Hindu untuk memperingati perayaan Tahun Baru Saka. Bagi masyarakat Bali, lanjutnya, Nyepi identik dengan hari di mana umat Hindu tidak keluar rumah seharian. Sehari setelah Ngerupuk dengan ogoh-ogoh bhuta kala, dimana malam harinya sepi dan gelap gulita karena tidak boleh menyalakan lampu, hari yang memberi kesempatan untuk mulat sarira (introspeksi/kembali ke jati diri) dengan merenung atau meditasi, pelaksanaan (koh)