Kejari Karangasem Geledah Kantor Desa Tianyar Barat

banner 120x600

*Temukan 2 Kampil Bukti Baru Dugaan Korupsi 405 Unit Bedah Rumah

Tim Penyidik Kejari Karangasem saat melakukan penggeledahan  di Kantor Desa Tianyar Barat untuk mencari barang bukti berkaitan  kasus  dugaan korupsi 405 unit bedah rumah.

KARANGASEM, Balifactualnews.com—Tim penyidik Kejaksaan Negeri (Kejari) Karangasem,   bergerak cepat dalam menuntaskan  kasus dugaan korupsi  405 unit bedah rumah di Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu.

Dari pengembangan  yang dilakukan, kuat dugaan ada penyimpangan  dalam penggunaan anggaran terkait pembangunan bedah rumah tersebut yang  anggarannya bersumber dari dana BKK (Bantuan Keuangan Kabupaten) Pemkab Badung.

Tak sebatas pengerjaan proyek bedah rumah yang  belum kelar yang diperiksa, penyidik juga menemukan  beberapa bukti baru berkaitan dengan pembangunan bedah rumah tersebut yang semestinya dikerjakan melalui swakelola.

Bukti baru yang didapatkan penyidik setelah  menggeledah  Kantor Desa Tianyar Barat, Selasa 29 Maret 2021.   Penggeledahan  yang dimulai sejak pukul 10.30 Wita itu, juga mendapatkan pengamanan dari Kapolsek Kubu  AKP I Nengah Sona dan tim dari Polsek Kubu.

Dari penggeledahan itu,  tim penyidik yang terdiri dari Kasi Intel Kejari Karangasem, Dewa Gede Semara Putra, Kasi Pidsus Matulesy, dan Kasi Barang Bukti Wira Atmaja, menemukan 14 item  (2 kampil) bukti baru berkaitan dengan bedah rumah tersebut, termasuk buku tabungan dan catatan kecil berkaitan penggunaan uang  BKK tersebut.

Baca : Kejari Karangasem Geledah Kantor Desa Tianyar Barat

Kajari (Kepala Kejaksaan Negeri) Karangasem, Aji Kalbu Pribadi SH,MH saat dikonfirmasi membenarkan hal itu. Dia mengatakan, penggeledahan dilakukan dalam rangka   pengumpulan barang bukti yang belum ditemukan saat  proses  pemeriksaan sebelumnya.

Aji Kalbu menambahkan, barang-barang hasil geledahannya itu, kini sedang di inventarisir oleh penyidik untuk selanjutnya akan dilakukan penyitaan. “Kita juga libatkan BPKP  untuk menginventarisir 14 item bukti baru yang didapatkan.  Temuan terkait buku tabungan misalnya. Seharusnya  ada 405 buah buku tabungan  berkaitan bedah rumah itu, tapi penyidik  hanya menemukan 392 buku tabungan saja. Sedangkan 13 buku tabungan lainnya tidak jelas keberadannya,” pungkas Aji Kalbu Pribadi. (tio/bfn)