Photo by : Team BFN
Singaraja – Perayaan Nyepi tahun Caka 1941 di Buleleng diwarnai hujan yang mengguyur sehari penuh di wilayah Kabupaten Buleleng sejak Selasa (6/3) hingga Rabu (6/3). Hal ini membuat sebagian masyarakat Buleleng tidak bisa merayakan perayaan Hari Raya Suci Nyepi Tahun Caka 1941 dengan tenang. Pasalnya, di beberapa titik telah terjadi musibah alam baik tanah longsor dan banjir.
Musibah alam pertama kali terjadi pukul 05.30 wita atau setengah jam sebelum Nyepi dimulai, sebatang pohon trembesi tumbang di wilayah Lovina. Dimana saat itu, Kadek Darmayasa (32) warga Kelurahan Kaliuntu mengendarai motor honda Vario DK 6768 VQ datang dari arah barat menuju ke timur. Saat melintas dilokasi, Darmayasa tidak memperhatikan ada pohon tumbang yang melintang ditengah jalan karena kondisi gelap.
Kemudian motor yang dikendarai Darmayasa menabrak pohon tumbang yang melintang di tengah jalan tersebut dan akhirnya terjadi laka lantas tunggal. Darmayasa dilarikan ke Rumah Sakit Paramasidhi Singaraja selanjutnya dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar. Penanganan pohon tumbang dilokasi dilakukan masyarakat bersama Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Buleleng.
Selain itu musibah alam juga terjadi di wilayah Desa Sudaji pada Kamis (7/3) pukul 08.00 wita, dimana tanah dengan ketinggian 6 meter longsor, sehingga menutupi badan jalan akses dari Dusun Desa ke Dusun Kubukili Desa Sudaji. Kemudian, di wilayah Pemaron terjadi banjir karena air sungai meluap dan membuat sepanjang jalan itu ditumpuki sampah tepatnya di depan PLTGU Pemaron.
Lalu saat bertepatan hari raya Nyepi, musibah alam juga terjadi di wilayah Sukasada. Diantaranya, di wilayah Desa Ambengan terjadi pohon tumbang yang menimpa salah satu Pura dan tanah longsor di daerah Bangkiang Sidem Jurusan Singaraja-Denpasar serta di jalan didaerah Bukit Balu Sukasada. Termasuk tiga lokasi titik longsor di Tejakula.
Selanjutnya, air bendungan di Desa Bebetin, Kecamatan Sawan meluber ke kawasan sekitar bendungan tersebut, pada Kamis (7/3) malam sekitar pukul 22.00 wita. Alhasil, sebuah sepeda motor Vario DK 6353 UAO milik Ketut Soandana hanyut. Beruntung, motor tersebut telah berhasil ditemukan beberapa meter dari titik lokasi dihanyutkan.
Begitu juga di kawasan perumahan subsidi yang berlokasi di Desa Suwug, Kecamatan Sawan Buleleng mengalami longsor. Tidak ada korban jiwa, namun beberapa rumah hancur karena amblas terkena musibah longsor dan barang berharga pemilik rumah yang hancur hilang dibawa banjir.
Tingginya curah hujan yang menguyur Buleleng juga membuat terendamnya sejumlah rumah warga di beberapa lokasi, khususnya di wilayah di Kota Singaraja. Adapun rumah warga dan sejumlah kawasan di hari Raya Nyepi terendam air yakni di Jalan Pulau Lombok, Jalan Pulau Bali, Jalan Airlangga, perbatasan wilayah Kelurahan Banyuning dan Kampung Baru di Jalan Surapati termasuk di Kampung Tinggi dan Kampung Kajanan, Kampung Anyar.
Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Ida Bagus Suadnyana mengatakan, tidak ada korban jiwa terkait musibah alam yang terjadi di beberapa titik wilayah Buleleng. Saat ini kata dia, pihaknya masih melakukan pendataan jumlah kerusakan yang ditimbulkan akibat musibah alam ini.
“Kejadian ini terjadi karena hujan yang mengguyur seharian, terutama saat Nyepi. Untuk total kerugiannya masih dilakukan pendataan. Beberapa lokasi yang terjadi musibah alam sudah kami tangani,” kata Ida Bagus Suadnyana.
Sementara disisi lain, dengan terjadinya musibah alam bertepatan saat hari raya Nyepi, membuat jajaran anggota Polres Buleleng turun membantu masyarakat, pada Jumat (8/3) untuk membersihkan sisa-sisa material maupun membantu masyarakat yang menjadi korban musibah alam.
“Anggota sudah ikut membantu warga. Kami ingin masyarakat bisa kembali melakukan aktifitas. Kami dari Polri selalu siap menjadi pelayan masyarakat dalam keadaan apaun, apalagi terhadap kemanusiaan,” jelas Kapolres Buleleng, AKBP. Suratno.
Hingga kini beberapa titik di wilayah Kabupaten Buleleng yang menjadi terkena musibah alam, saat ini masih ditangani oleh masyarakat sekitar yang dibantu petugas BPBD Buleleng beserta aparat Kepolisian dan TNI, dengan saling gotong royong. Masyarakat pun diminta untuk waspada, khususnya yang tinggal di wilayah rawan longsor dan banjir jika kondisi cuaca sudah tidak memungkinkan. (sri)