Pasca Gempa Karangasem, Bupati Dana Tetapkan Desa Ban Sebagai Wilayah Tanggap Darurat Bencana

banner 120x600
Bersama Perbekal Desa Ban I Wayan Tamu Sugiantara, Bupati Karangasem I Gede Dana naik  sepeda motor meninjau korban meninggal di Banjar Dinas Jatituhu, yang lokasinya berada di wilayah perbukitan.

KARANGASEM, Balifactualnews.com—Gempa berkekuatan 4,8 magnigtude yang mengguncang Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem, menyentak banyak kalangan. Tingginya tingkat kerusakan yang ada, membuat  pemerintah setempat menetapkan  desa yang berada di lereng timur Gunung Agung wilayah darurat tanggap bencana.

Penegasan itu disampaikan Bupati Karangasem I Gede Dana, usai menggelar rapat kedaruratan bersama Wakil Bupati Wayan Artha Dipa,  Sekda I Ketut Sedana Merta, BPBD Karangasem dan instansi terkait lainnya di rumah  Dinas Bupati,  Sabtu 16 Oktober 2021, sore tadi.

Bupati menegaskan, Desa Ban memang masuk dalam cakupan darurat bencana gempa.   Hal itu mengacu dari rentetan bencana yang ada di wilayah tersebut.  “Saat erupsi Gunung Agung dan  gempa Lombok, Desa Ban juga mengalami kerusakan yang cukup parah.  Melihat data ini kita menetapkan Desa Ban  sebagai wilayah darurat bencana gempa,” ucap Bupati.

Dari pemantauan yang dilakukan, Bupati Dana mengatakan,  gempa yang berpusat di barat laut Karangasem dengan kedalaman 10 km, juga memunculkan kerusakan yang cukup  parah.   Selain mengakibatkan korban jiwa di Banjar Dinas  Jatituhu, juga mengakibatkan 71 orang  korban luka-luka. Bukan hanya itu, sebanyak  295 unit rumah milik warga yang ada di desanya mengalami rusak berat, sedangkan  rumah yang mengalami kerusakan ringan  sebanyak 366 unit, serta 101 unit tempat ibadah (pura) rusak.

“Dampak gempa terparah ada di Kecamatan Kubu, terutama di Desa Ban, saat ini pendataan masih dilakukan. Kita juga segera akan menyalurkan bantuan, termasuk juga bantuan siap saji,”  ucap Bupati.

Melihat kondisi  yang ada saat ini dan mengurangi resiko dimasa mendatang, Bupati  Dana berupaya  akan mengubah sistem pembangunan  beton yang ada disana.  “Kita masih petakan lagi.  Melihat setiap ada gempa Desa Ban mengalami kerusakan yang sangat parah untuk mengurangi resiko dimasa mendatang, kedepan sistem  bangunan rumah penduduk disana tidak lagi menggunakan beton, tapi akan diupayakan berbahan kayu,” jelasnya.

Sebelumnya, Bupati Gede Dana bersama Wabup I Wayan Artha Dipa, turun bersama langsung ke lokasi yang terkena dampak terparah guncangan gempa. Bupati Gede Dana, bersama Dinas terkait yani BPBD dan Dinas Sosial, turun ke Dusun Temakung dan Jatituhu, guna melakukan asesment sekaligus meninjau kerusakan rumah warga yang diakibatkan oleh gempa.

Dalam kesempatan itu Bupati Gede Dana memerintahkan Kadis Sosial dan BPBD Karangasem, untuk membangun tenda pengungsian dan memberikan batuan terpal untuk tenda tempat tinggal sementara.

Di Jatituhu Bupati  bukan sekadar meninjau kerusakan rumah yang ada disana, tapi menengok  sekaligus menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga korban Ni Luh Mariani (3) yang meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan tembok batako.

“Kami atas nama pemerintah  menyampaikan duka cita mendalam terhadap satu orang warga yang meninggal akibat gempa ini. Semoga keluarga yan ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan,” ucapnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Karangasem, I Wayan Artha Dipa, mengunjungi warga terdampak gempa di Banjar Dinas Kubakal dan Alas Ngandang, Desa Pempatan, Rendang. (tio/bfn)