Pendapatan Galian C Mendominasi, Capaian PAD Karangasem  Mendekati 80 Persen

pendapatan-galian-c-mendominasi-capaian-pad-karangasem-mendekati-80-persen
I Gede Dana S.Pd. M.Si
banner 120x600

KARANGSEM, Balifactualnews.com—Capaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) Karangasem  yang didapatkan dari sejumlah sektor , mendekati 80 persen atau dari target Rp253,8 miliar lebih,  baru terealisasi Rp212,8 miliar lebih  di triwulan III,bulan September tahun ini.

Hasil moncer itu didapatkan  ditengarai imbas naiknya pendapatan  sector pajak,  seperti pajak Hotel dan Restauran dan Pajak Mineral Bukan  Logam dan Bebatuan (MBLB)  yang menjadi penyumbang terbesar PAD Karangasem.

“PAD yang ddidapatkan pada triwulan III ini, tak terlepas dari kerja keras OPD penghasil.   Hasilnya memang sudah bagus, tapi saya tetap menginstruksikan OPD penghasil terus  kerja keras  mengejar target PAD tahun ini,” ucap Bupati Gede Dana, Minggu (25/9/2022)

Membaiknya kunjungan wisata ke Bali, juga diharapkan bisa menjadi pelecut OPD penghasil  menghejar target  pendapatan tersebut,  terutama sektor pajak PHR dan MBLB. “Sekarang wisatawan sudah mulai ramai berkunjung ke Karangasem. Artinya ada celah untuk meningkatkan pendapatan dari sector retribusi. Rafting misalnya, OPD penghasil harus melakukan pengawasan dengan baik,”jelasnya.

Meski mendesak OPD penghasil terus mengejar target PAD, namun Bupati Gede Dana tetap mengingatkan agar tidak membebani masyarakat kecil.  Dia mencontohkan pungutan restribusi pasar dan parkir. “Retribusi  parkir dan pasar jangan terlalu membebani masyarakat, karena  mereka semua adalah masyarakat kita,” tegas Bupati.

Terpisah, Kepala BPKAD KArangasem I Wayan Ardika, mengakui, sector MBLB  masih menjadi pendulang pajak terbesar bagi PAD Karangasem. Pada triwulan III pendapatan dari MBLB sudah terealisasi sebesar Rp66,3 miliar lebih dari target Rp87,5 miliar Sedangkan di sector PHR, realisasinya melampaui dari target, termasuk juga pajak hiburan juga melampaui target.

“Memenuhi target PAD  100 persen, saat ini kami masih kekurangan sekitar Rp41 miliar lebih. Mengejar kekurangan ini harus bekerja keras dan tentu mendapat dukungan dari semua pihak,” tandas Ardika. (asa/tio/bfn)