NUSA DUA, BFN.Com – Perkembangan transformasi digital di Indonesia semakin meningkat efisiensi kinerja di berbagai sektor. Efisiensi seperti itu dianggap menekan peluang untuk korupsi, lubang dalam sistem birokrasi, dan beban biaya. Oleh karena itu, Indonesia datang ke sebuah kesepakatan untuk mendukung percepatan transformasi digital, selain kesehatan global, dan energy transisi dalam tiga pilar KTT G20, Bali.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa hasil dari efisiensi berdampak pada peningkatan pendapatan dan pertumbuhan daerah industri. Transformasi digital menciptakan semacam sistem terintegrasi seperti Inter-Sistem Informasi Kementerian/Lembaga Mineral dan Batubara (Simbara).
“Pengeluaran Pemerintah dilakukan dalam katalog elektronik (e-catalog) dengan mengutamakan pembelian produk lokal. Di bidang sumber daya alam, pengelolaan data semua mineral dan batubara di Indonesia, juga terintegrasi dengan Simbara dalam bentuk aplikasi monitoring PNBP dan Mineral dan Tata Niaga Batubara (Minerba)” ujar Luhut dalam Summit Panel Discussion bertemakan
Pengelolaan Sumber Daya Berkelanjutan untuk Pertumbuhan Ekonomi, dalam B20 Summit Indonesia 2022 yang diselenggarakan di Bali Nusa Dua Convention Center, Minggu (13/11/2022).
Pembicara lainnya adalah Ketua dan Pendiri Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL), sebuah perusahaan besar yang memproduksi baterai lithium-ion asal China Zen Yuqun, beserta Ketua dan Pendiri Fortescue Future Industries dan Fortescue Metals Group Andrew Forrrest. Luhut menambahkan, efisiensi saat ini sedang mengalami penyebaran di sektor usaha pelabuhan, berikut ini terciptanya integrasi pelabuhan dan penerapan ekosistem logistik nasional. Dia melanjutkan dengan mengatakan itu Indonesia berinvestasi di pusat data dan kabel bawah laut untuk mendukung ekonomi digital di Indonesia. Platform digital memperkaya sumber daya alam.
Di bagian lain paparannya, Luhut mengungkapkan bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan alam sumber daya. Tidak banyak negara yang seberuntung Indonesia. Salah satu kekayaan alam terbesar dimiliki Indonesia adalah nikel yang merupakan bahan baku baterai lithium. Bahkan, Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia.
Digitalisasi mendorong efektivitas dimana operator pertambangan harus bergerak maju, tidak hanya itu mengadopsi teknologi dan pendekatan hijau permanen. Luhut menjelaskan bahwa teknologi digital yang mengoptimalkan sumber daya dapat mengurangi pemborosan di semua kegiatan operasional, dan selanjutnya berdampak positif secara luas berdampak pada industri lainnya.
Bahan baku seperti litium dan nikel dibutuhkan untuk memproduksi baterai untuk kendaraan listrik atau bahan bakar sel. Baja dan tembaga digunakan untuk memfasilitasi pembangunan infrastruktur yang mengelola energy pembangkit dan distribusi.
“Kami tidak lagi ingin material kami digali dan dibawa ke luar negeri. Jika Anda mendapat untung, kami mendapat untung juga.
Dalam 20 tahun ke depan, Anda akan melihat Indonesia yang benar-benar berbeda,” tegas Luhut.
Sejalan dengan itu, Indonesia kini sedang mempersiapkan sumber daya manusia melalui pendidikan politeknik. Itu sebabnya generasi muda diharapkan dapat memberikan nilai tambah di dalam negeri atas seluruh sumber daya alam yang dimiliki.
“Dua puluh tahun lagi, Anda akan melihat Indonesia yang benar-benar berbeda,” kata Luhut meyakinkan.
Terkait itu, Luhut meminta para pengusaha yang hadir di B20 Summit Indonesia 2022 untuk melihat Indonesia secara berbeda dibandingkan puluhan tahun yang lalu. Dia juga meminta para peserta untuk berinvestasi Indonesia, termasuk untuk memproduksi baterai lithium.
Senada dengan itu, Andrew Forrest mengakui bahwa Indonesia adalah negara besar yang penuh berkah memiliki sumber daya alam yang kaya. “Saya sampaikan kepada setiap orang Indonesia. Kamu di berkati. Anda kaya akan alam sumber daya,” pungkasnya. (yan/tio/bfn)