Meski Pemekaran Tapi Papua Tetap Ancaman Bagi Bali

Meski Pemekaran Tapi Papua Tetap Ancaman Bagi Bali
Ket Foto : Sekum KONI Bali, Nyoman Yamadhiputra. Foto : bfn/ena
banner 120x600

DENPASAR, Balifactualnews.com – Meskipun terjadi pemekaran Provinsi Papua menjadi 4 yakni Provinsi Papua, Provinsi Papua Tengah, Provinsi Papua Pegunungan dan Provinsi Papua Selatan, nampaknya tetap menjadi ancaman bagi Bali untuk berebut posisi di 10 besar perolehan medali di PON XXI/2024 di Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) September mendatang.

“Tetap saja ancaman dan bukan berarti langkah bagus bagi Bali. Mungkin bayangan orang atlet Papua yang membawa Papua di peringkat 4 saat menjadi tuan rumah PON XX/2021 akan terbagi membela Papua setelah pemekaran. Ya tidak juga,” kata Sekretaris Umum KONI Bali Nyoman Yamadhiputra di KONI Bali, Selasa (2/1/2024).

Mantan Binpres KONI Bali tersebut malah menilai jika atlet Papua di PON 2021 lalu yang kebanyakan merupakan atlet dari luar Papua tidak banyak pindah atau mutasi dari papua ke Provinsi Papua lainnya setelah pemekaran.

“Walaupun ada, mungkin tidak akan banyak atlet Papua yang pindah. Kalau ada, itu paling sedikit sekali. Kalau kita lihat dari 96 emas yang diraih Papua saat menjadi tuan rumah itu setidaknya 80 an medali emas diberikan dari atlet yang direkrut oleh Papua dari luar provinsinya. Kalau atlet Papua sendiri yang menyumbangkan sekitar 10 medali emas saja. Artinya masih banyak atlet luar Papua yang meraih emas masih membela Papua. Apalagi kan sebelum pemekaran sudah ada batas atlet tidak boleh mutasi,” beber Yamadhiputra.

Berdasarkan itu, dirinya menilai kalau Provinsi Papua tetap menjadi ancaman bagi Bali dan atlet Bali sendiri tetap harus melakukan persiapan matang sejak selesai mengikuti Babak Kualifikasi (BK) PON 2023 lalu.
“Harapan saya para atlet Bali jangan punya pemikiran soal Papua itu atau daerahnya. Terpenting fokus dan konsentrasi berlatih untuk meningkatkan kualitas fisik dan Teknik. Fokus, fokus dan fokus sajalah,” harap Yamadhiputra.

KONI Bali berharap seperti itu karena tidak ingin atlet Bali menganggap lolos PON 2024 sudah cukup. Pasalnya pengejaran prestasi puncaknya di PON 2024 September mendatang. “Para atlet harus tetap harus berlatih keras,” tandas Yamadhiputra. (ena/bfn)